Dari mana datangnya harta yang Anda miliki saat ini? Ketika lahir, kita datang ke muka bumi ini tanpa membawa apa-apa; tidak juga emas, berlian dan uang. Kita datang hanya dalam bentuk tubuh, pikiran, dan jiwa, namun sebetulnya inilah yang sangat bernilai, melebihi nilai materi apa pun.
Kalau seandainya jari manis Anda ditukar dengan uang senilai Rp 10.000.000,- apakah Anda mau ? Kalau tidak mau, lalu berapa nilai uang yang Anda inginkan? Saya percaya, Anda tentu tidak ingin menukarkan jari manis Anda dengan berapapun besarnya uang itu, kan? Tubuh adalah pelayan bagi pikiran, dialah yang mengerjakan apa yang Anda pikirkan dan sekaligus mengalaminya. Tubuh adalah tempat bagi pikiran untuk mengekspresikan diri. Tanpa tubuh, Anda tidak mungkin bisa mengalami apa yang ingin Anda alami. Kalau menyadari ini, tentu Anda akan merawat tubuh anda dengan sebaik-baiknya, menjaga agar tubuh tetap prima.
Pikiran adalah penghasil ide dan gagasan. Ide dan gagasan yang cemerlang dapat berubah menjadi harta secara fisik yang tak terhingga. Sebagai contoh : Microsoft penghasil software komputer yang mendunia, muncul dari gagasan cemerlang Bill Gates. Idenya kini menghasilkan miliaran dolar AS. Pikiran adalah penggerak tubuh, dialah yang membawa arah hidup Anda. Jika pikiran jernih, tentu Anda akan mampu membawa arah kehidupan yang baik. Sebaliknya jika pikiran kacau, Anda akan terpeleset pada arah kehidupan yang kurang menyenangkan.
Tahukah Anda, siapa pembimbing diri Anda? Itulah jiwa Anda..! Jiwa Anda menginspirasi untuk menemukan siapa diri Anda yang sesungguhnya. Jiwa Anda juga senantiasa mendorong Anda untuk bergerak maju. Jiwa Anda juga membimbing Anda pada jalan-jalan yang benar, yang bisa membuat Anda merasa senang dan bahagia. Anda perlu berkomunikasi terus menerus dengan jiwa Anda, agar dia senantiasa menginspirasi Anda dengan hal-hal yang positif.
Kalau sudah tahu seberapa besar nilai diri Anda, untuk apa lagi Anda merasa tidak berharga, merasa miskin, merasa tidak mampu? Perasaan inferior ini sebetulnya menunjukkan bahwa Anda belum benar-benar mengenali siapa diri Anda yang sebenarnya, dengan demikian Anda merasa tidak percaya diri. Untuk itu sangatlah penting untuk menggali dan menemukan jati diri Anda. Sebab sebelum menemukan siapa diri Anda yang sebenarnya, Anda akan hidup diselimuti dengan ketakutan dan hidup hanya mengandalkan peruntungan atau belas kasih dari orang lain.
Mulai sekarang berikan penilaian yang tertinggi buat diri Anda, temukan dirimu sendiri dan cintailah dirimu; kembangkan dan latihlah pikiran Anda agar mampu menghasilkan ide-ide kreatif yang bernilai guna tinggi. Dan ikutilah kehendak jiwamu. Menjawab pertanyaan di atas, harta yang Anda miliki saat ini berasal dari diri Anda sendiri; dari tubuh, pikiran, dan jiwa yang bersih dan sehat.
Salam Bahagia dan Sejahtera.
Minggu, 31 Oktober 2010
Belajar Mengendalikan Pikiran
Bermimpilah besar dan berdoalah, maka kamu akan tetap menjadi seorang pemimpi.Bermimpilah besar, berusahalah maksimal, dan kemudian berdoalah; maka hidupmu akan menjadi penuh prestasi.
Pada masa liburan sekolah yang lalu, saya belajar sesuatu yang luar biasa dari sebuah sekolah kepribadian untuk anak-anak di daerah Pluit, Jakarta Utara.Untuk mengisi liburan, ada program school holiday yang diisi beberapa kali pertemuan.Saya amati salah satu pertemuan tsb. dimana anak-anak diminta untuk melakukan aktivitas yang membuktikan kekuatan pikiran yang fokus.
Masing-masing anak dalam kelompok diminta untuk melempar 20 bola, satu per satu ke dalam keranjang dari jarak sekitar 3 meter.Sebelum melempar mereka diberi tahu bahwa teman-teman mereka terdahulu rata-rata hanya bisa memasukkan 1 dari 20 bola yang dilempar.Anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran, meningkatkan keyakinan dan harapan agar mereka bisa mengalahkan kelompok sebelumnya dan bisa lebih banyak memasukkan bola ke dalam keranjang.Fasilitator memberi petunjuk melempar 1 bola dan masuk.Setelah itu satu persatu anak mencoba melempar, dan ternyata rata-rata anak bisa memasukkan 5 bola!
Pada babak lemparan kedua, fasilitator kelompok mengatakan kepada anak-anak untuk tidak perlu memfokuskan pikiran dan boleh melempar 20 bola itu secara bebas dan tidak diberi target berapa bola yang harus dimasukkan.Setelah satu persatu mencoba melempar; ternyata rata-rata anak hanya bisa memasukkan 1 bola saja, bahkan ada anak yang bolanya tidak masuk satupun!
Mengapa bisa terjadi seperti ini?Apa yang membuat hasil lemparannya berbeda?Seharusnya pada babak kedua lemparan bola anak-anak akan semakin banyak yang masuk karena mereka sudah pernah berlatih melempar 20 bola sebelumnya di babak pertama.Jadi selayaknya kurva belajar (learning curve) mereka sudah terbentuk.Mengapa kurva belajar mereka tidak terbentuk?Di bawah ini saya coba mengulas jawabnya secara sangat sederhana.
Motivation 1: the Power of Goal.
Pada babak pertama anak-anak diberi tujuan yang jelas untuk diraih: memasukkan bola lebih dari satu; sedangkan pada babak kedua tujuannya tidak ada karena mereka bebas melempar.Tujuan atau goal ini merupakan eksternal motivator yang kuat untuk mempengaruhi kemampuan dan daya upaya seseorang untuk mencapai sesuatu tujuan.Seseorang akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mencapai tujuan atau prestasi bila ada target yang harus diraih dan batasan terendah yang harus dilalui.
Motivation 2: the Power of Your Mind
Pada babak pertama, anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran dan menaikkan tingkat keyakinan bahwa mereka bisa memasukkan bola lebih banyak dari kelompok sebelumnya; sedangkan pada babak kedua tidak demikian.Kekuatan pikiran yang fokus ini merupakan internal motivator yang paling dahsyat yang bisa dimiliki seseorang.Pikiran ini akan mempengaruhi alam bawah sadar seseorang berupa rasa percaya diri dan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa dia akan bisa melakukan sesuatu yang diinginkan (attitude).
Percaya diri yang tinggi ini pada gilirannya juga akan mempengaruhi ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang dalam melakukan sesuatu.Demikian pula sebaliknya, bila pikiran tidak fokus dan tidak yakin akan bisa, maka usaha yang dilakukan akan setengah hati dan ini tentu saja akan mempengaruhi hasilnya.
Motivation 3: The Power of Modeling the Way
Pada babak pertama, ada fasilitator yang memberi contoh melempar bola dan masuk; sedangkan pada babak kedua tidak demikian.Seseorang akan dengan cepat berani dan bisa berhasil melakukan suatu tugas bila ada seseorang yang secara langsung memberi contoh bagaimana cara melakukannya (role modeling and coaching).Coaching ini menggabungkan dua motivasi diatas, eksternal karena ada yang member contoh dan internal karena contoh ini memupuk keyakinan atau rasa percaya dirinya bahwa suatu tugas itu bisa dilakukan.
Memotivasi seseorang dengan memberi kata-kata yang menguatkan atau berupa hadiah (pull) bisa saja terjadi, tetapi akan memakan waktu yang lama karena memupuk keyakinan secara verbal lebih sulit dilakukan ketimbang secara visual (dengan member contoh yang dapat dilihat langsung melalui coaching).
Motivation 4: the End Depends Upon the Beginning
Memotivasi seseorang bisa juga dilakukan dengan mendorongnya untuk melakukan sesuatu (push). Sekadar contoh: agar seorang anak bisa lari lebih cepat di belakangnya ditaruh seekor anjing galak yang mengejar; atau agar anak dapat berenang lebih cepat di dalam kolam renang dimasukkan seekor buaya.Ini seperti menciptakan sense of crisis sehingga seseorang akan terpacu untuk secepat mungkin menyelesaikan suatu tugas.
The Best Motivation
Manakah cara memotivasi yang terbaik?Motivasi yang spektakuler dahsyatnya bisa terjadi bila Anda berhasil menggabungkan ke empat elemen ini secara bersamaan. Ada target yang harus diraih, pikiran yang selalu fokus, ada contoh cara melakukannya, dan ada dorongan (push) denganhukuman bila gagal.Selamat mencoba.
Pada masa liburan sekolah yang lalu, saya belajar sesuatu yang luar biasa dari sebuah sekolah kepribadian untuk anak-anak di daerah Pluit, Jakarta Utara.Untuk mengisi liburan, ada program school holiday yang diisi beberapa kali pertemuan.Saya amati salah satu pertemuan tsb. dimana anak-anak diminta untuk melakukan aktivitas yang membuktikan kekuatan pikiran yang fokus.
Masing-masing anak dalam kelompok diminta untuk melempar 20 bola, satu per satu ke dalam keranjang dari jarak sekitar 3 meter.Sebelum melempar mereka diberi tahu bahwa teman-teman mereka terdahulu rata-rata hanya bisa memasukkan 1 dari 20 bola yang dilempar.Anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran, meningkatkan keyakinan dan harapan agar mereka bisa mengalahkan kelompok sebelumnya dan bisa lebih banyak memasukkan bola ke dalam keranjang.Fasilitator memberi petunjuk melempar 1 bola dan masuk.Setelah itu satu persatu anak mencoba melempar, dan ternyata rata-rata anak bisa memasukkan 5 bola!
Pada babak lemparan kedua, fasilitator kelompok mengatakan kepada anak-anak untuk tidak perlu memfokuskan pikiran dan boleh melempar 20 bola itu secara bebas dan tidak diberi target berapa bola yang harus dimasukkan.Setelah satu persatu mencoba melempar; ternyata rata-rata anak hanya bisa memasukkan 1 bola saja, bahkan ada anak yang bolanya tidak masuk satupun!
Mengapa bisa terjadi seperti ini?Apa yang membuat hasil lemparannya berbeda?Seharusnya pada babak kedua lemparan bola anak-anak akan semakin banyak yang masuk karena mereka sudah pernah berlatih melempar 20 bola sebelumnya di babak pertama.Jadi selayaknya kurva belajar (learning curve) mereka sudah terbentuk.Mengapa kurva belajar mereka tidak terbentuk?Di bawah ini saya coba mengulas jawabnya secara sangat sederhana.
Motivation 1: the Power of Goal.
Pada babak pertama anak-anak diberi tujuan yang jelas untuk diraih: memasukkan bola lebih dari satu; sedangkan pada babak kedua tujuannya tidak ada karena mereka bebas melempar.Tujuan atau goal ini merupakan eksternal motivator yang kuat untuk mempengaruhi kemampuan dan daya upaya seseorang untuk mencapai sesuatu tujuan.Seseorang akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mencapai tujuan atau prestasi bila ada target yang harus diraih dan batasan terendah yang harus dilalui.
Motivation 2: the Power of Your Mind
Pada babak pertama, anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran dan menaikkan tingkat keyakinan bahwa mereka bisa memasukkan bola lebih banyak dari kelompok sebelumnya; sedangkan pada babak kedua tidak demikian.Kekuatan pikiran yang fokus ini merupakan internal motivator yang paling dahsyat yang bisa dimiliki seseorang.Pikiran ini akan mempengaruhi alam bawah sadar seseorang berupa rasa percaya diri dan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa dia akan bisa melakukan sesuatu yang diinginkan (attitude).
Percaya diri yang tinggi ini pada gilirannya juga akan mempengaruhi ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang dalam melakukan sesuatu.Demikian pula sebaliknya, bila pikiran tidak fokus dan tidak yakin akan bisa, maka usaha yang dilakukan akan setengah hati dan ini tentu saja akan mempengaruhi hasilnya.
Motivation 3: The Power of Modeling the Way
Pada babak pertama, ada fasilitator yang memberi contoh melempar bola dan masuk; sedangkan pada babak kedua tidak demikian.Seseorang akan dengan cepat berani dan bisa berhasil melakukan suatu tugas bila ada seseorang yang secara langsung memberi contoh bagaimana cara melakukannya (role modeling and coaching).Coaching ini menggabungkan dua motivasi diatas, eksternal karena ada yang member contoh dan internal karena contoh ini memupuk keyakinan atau rasa percaya dirinya bahwa suatu tugas itu bisa dilakukan.
Memotivasi seseorang dengan memberi kata-kata yang menguatkan atau berupa hadiah (pull) bisa saja terjadi, tetapi akan memakan waktu yang lama karena memupuk keyakinan secara verbal lebih sulit dilakukan ketimbang secara visual (dengan member contoh yang dapat dilihat langsung melalui coaching).
Motivation 4: the End Depends Upon the Beginning
Memotivasi seseorang bisa juga dilakukan dengan mendorongnya untuk melakukan sesuatu (push). Sekadar contoh: agar seorang anak bisa lari lebih cepat di belakangnya ditaruh seekor anjing galak yang mengejar; atau agar anak dapat berenang lebih cepat di dalam kolam renang dimasukkan seekor buaya.Ini seperti menciptakan sense of crisis sehingga seseorang akan terpacu untuk secepat mungkin menyelesaikan suatu tugas.
The Best Motivation
Manakah cara memotivasi yang terbaik?Motivasi yang spektakuler dahsyatnya bisa terjadi bila Anda berhasil menggabungkan ke empat elemen ini secara bersamaan. Ada target yang harus diraih, pikiran yang selalu fokus, ada contoh cara melakukannya, dan ada dorongan (push) denganhukuman bila gagal.Selamat mencoba.
Liburan Hati
Ada kalanya, setiap hari libur, justru menjadi hari yang sibuk. Begitu besok libur, hari ini kepala sudah penuh rencana. Anak-anak ingin ke sini, yang lain ingin ke sana, sementara saya sendiri sebetulnya ingin ke situ. Baru di tingkat menyatukan keinginan saja sudah begitu penuh kegaduhan. Begitu niat sudah bisa disatukan, juga tidak sederhana menyusun rencana. Makin jauhsebuah perjalanan, makin rumitlah sebuahpersoalan karena makin banyak perlengkapan yang harus dipersiapkaan.
Kalau hari libur itu diisi dengan bepergian dan rekreasi, tak jarang hasilnya malah lelah sekali. Di jalan, orang-orang yang berpikiransama ternyata jumlahnya banyak sekali. Akibatnya, rekreasi yang disangka akan berisi ketenangan itu malah ketemu kegaduhan. Di jalan berebut jalur, di rumah makan berebut kursi, di tempat rekreasi berebut giliran. Dampak rebutan ini akhirnya terasa sekali, hasil liburan itu, sering malah berupa tekanan.
Jadi ada yang sering dilupakan dari liburan ini terutama aneka efek yang bersifat kebalikan. Sedianya waktuuntuk berlibur, malah penuh kesibukan. Sedianya rileks malah tegang. Sedianya sepi malah penuh kegaduhan. Sedianya santai malah penuh kelelahan. Kalau begitu, lebih sibuk manakah antara waktu kerja dan waktu libur itu?
Pertanyaan inilah yang merubah persepsi saya atas definisi 'libur'. Liburan sejati itu akhirnya lebih bermuara di dalam hati, bukan pada hari libur. Pada dasarnya, seseorang bisa menciptakan hari libur kapan saja dia mau, tak peduli hari sedang tidak libur. Karena pada dasarnya, seseorang juga bisa terus menyibukkan dan memelah-lelahkan diri walau hari sedang libur. Bekerja pun lelah, berlibur pun lelah, lalu apa bedanya. Maka muara liburan itu pasti ada di dalam hati, bukan ada pada hari libur.
Kini tugas kita ialah mencipakan hari libur itu sebebas-bebasnya, sesuka kita, kapan saja, tak peduli pada waktu kerja. Ketika sambil mengetik tugas-tugas rutin, saya memunculkan wajah anak di layar komputer, tiba-tiba saya mendapat rasa mengetik yang berbeda. Mengetik yang bukan bekerja tetapi mengetik sambil bermain bersama anak-anak sekalian mencarikan uang untuk keluarga.
Saya juga bisa berperilaku sebaliknya, bahkan dalam liburan, sambil mendorong anak-anak di ayunan, otak saya bisa sudah kembali ke kantor, ke dalam kerja dan target-target yang menjadi terorsepanjangmasa. Itulah suasana kerja yang terbawa ke mana-mana, bahkan juga ke dalam tidur sebagai mimpi buruk. Bayangkan, di dalam tidur pun saya tidak benar-benar tertidur tetapi terus sambil bekerja berupa memikirkan kerja. Padahal kalau mau, saya bisa saja menciptakan liburan disetiap hari kerja. Cukup dengan setengah jam memejamkan mata di kursinya, teman saya bisa bangun dan kembali bekerja dengan gembira. Tetapi sudahjelas-jelas ini adalah hari yang saya boleh tidur sebebas-bebasnya, malah sulitsekali memejamkan mata.
Jadi, ada orang yang bahkan di dalam kerja pun sanggup berlibur, dan ada yang bahkan di dalam libur ia terus bekerja. Termasuk golongan yang manakah kita?
Kalau hari libur itu diisi dengan bepergian dan rekreasi, tak jarang hasilnya malah lelah sekali. Di jalan, orang-orang yang berpikiransama ternyata jumlahnya banyak sekali. Akibatnya, rekreasi yang disangka akan berisi ketenangan itu malah ketemu kegaduhan. Di jalan berebut jalur, di rumah makan berebut kursi, di tempat rekreasi berebut giliran. Dampak rebutan ini akhirnya terasa sekali, hasil liburan itu, sering malah berupa tekanan.
Jadi ada yang sering dilupakan dari liburan ini terutama aneka efek yang bersifat kebalikan. Sedianya waktuuntuk berlibur, malah penuh kesibukan. Sedianya rileks malah tegang. Sedianya sepi malah penuh kegaduhan. Sedianya santai malah penuh kelelahan. Kalau begitu, lebih sibuk manakah antara waktu kerja dan waktu libur itu?
Pertanyaan inilah yang merubah persepsi saya atas definisi 'libur'. Liburan sejati itu akhirnya lebih bermuara di dalam hati, bukan pada hari libur. Pada dasarnya, seseorang bisa menciptakan hari libur kapan saja dia mau, tak peduli hari sedang tidak libur. Karena pada dasarnya, seseorang juga bisa terus menyibukkan dan memelah-lelahkan diri walau hari sedang libur. Bekerja pun lelah, berlibur pun lelah, lalu apa bedanya. Maka muara liburan itu pasti ada di dalam hati, bukan ada pada hari libur.
Kini tugas kita ialah mencipakan hari libur itu sebebas-bebasnya, sesuka kita, kapan saja, tak peduli pada waktu kerja. Ketika sambil mengetik tugas-tugas rutin, saya memunculkan wajah anak di layar komputer, tiba-tiba saya mendapat rasa mengetik yang berbeda. Mengetik yang bukan bekerja tetapi mengetik sambil bermain bersama anak-anak sekalian mencarikan uang untuk keluarga.
Saya juga bisa berperilaku sebaliknya, bahkan dalam liburan, sambil mendorong anak-anak di ayunan, otak saya bisa sudah kembali ke kantor, ke dalam kerja dan target-target yang menjadi terorsepanjangmasa. Itulah suasana kerja yang terbawa ke mana-mana, bahkan juga ke dalam tidur sebagai mimpi buruk. Bayangkan, di dalam tidur pun saya tidak benar-benar tertidur tetapi terus sambil bekerja berupa memikirkan kerja. Padahal kalau mau, saya bisa saja menciptakan liburan disetiap hari kerja. Cukup dengan setengah jam memejamkan mata di kursinya, teman saya bisa bangun dan kembali bekerja dengan gembira. Tetapi sudahjelas-jelas ini adalah hari yang saya boleh tidur sebebas-bebasnya, malah sulitsekali memejamkan mata.
Jadi, ada orang yang bahkan di dalam kerja pun sanggup berlibur, dan ada yang bahkan di dalam libur ia terus bekerja. Termasuk golongan yang manakah kita?
Bagaimana Cara Hidup Anda??
“Cara kita menjalani hidup jauh lebih penting dari pencapaian kita.” Saat saya membaca sebuah artikel, saya terkesan dengan apa yang tertulis di dalamnya, yaitu berbunyi “What matters is not the duration of your life, but the donation of it. Not how long you lived, but how you lived”. Yang terpenting bukan durasi kehidupan kita, tetapi sumbangan yang kita lakukan dalam hidup, bukan berapa lama Anda hidup, tetapi bagaimana Anda hidup.
Kita diingatkan kembali lewat pernyataan inspirasional di atas bahwa apa yang telah kita perbuat di dunia ini dan cara kita mengisi kehidupan kita menjadi hal yang sangat penting. Dalam buku Amazing Life, saya sempat menyinggung, tahukah Anda untuk apa Anda hidup, dan apa yang sudah Anda lakukan di kehidupan ini? Kita mungkin banyak belajar dan membaca dari buku bahwa kita harus mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Akan tetapi hal lain yang tak kalah pentingnya adalah cara-cara kita untuk mencapai tujuan hidup haruslah dengan cara yang benar, bukan merugikan orang lain, bukan dengan cara yang tidak jujur. Pencapaian tanpa dilandasi dengan cara yang tidak benar bukanlah pencapaian yang abadi.
Sahabat yang setia, waktu kita tidak banyak, oleh karena itu berikanlah nilai positif dalam kehidupan ini. Selama kita masih bernafas, menaburlah hal yang baik dengan sebanyak mungkin, dan kelak kita akan menuai hal yang baik pula. Jika Anda seorang salesman, lakukan tugas Anda dengan jujur dan melayani pelanggan dengan tulus, dan tidak sekadar mengejar target semata dengan menghalalkan segala cara. Jika Anda seorang politikus, pergunakanlah amanah yang diberikan dengan bijak, dan dilandasi integritas yang tinggi. Jika Anda seorang professional, lakukanlah yang terbaik yang bisa Anda kontribusikan dimanapun Anda bekerja dengan cara-cara yang penuh tanggung jawab. Apapun profesi Anda, dan dimanapun Anda berada, bertindaklah dengan positif dan jadilah berkat untuk orang lain lewat setiap cara kita menjalani kehidupan di dunia ini.
Cara kita menjalani kehidupan ini menjadi sangat penting ketimbang apa yang sudah kita capai dalam hidup ini. Sia-sia jika pencapaian yang diraih bukan dengan cara yang baik dan benar. Mulai saat ini bentuklah dengan positif cara kita berpikir, cara kita memperlakukan orang, cara kita menjalani hidup ini.
Kita diingatkan kembali lewat pernyataan inspirasional di atas bahwa apa yang telah kita perbuat di dunia ini dan cara kita mengisi kehidupan kita menjadi hal yang sangat penting. Dalam buku Amazing Life, saya sempat menyinggung, tahukah Anda untuk apa Anda hidup, dan apa yang sudah Anda lakukan di kehidupan ini? Kita mungkin banyak belajar dan membaca dari buku bahwa kita harus mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Akan tetapi hal lain yang tak kalah pentingnya adalah cara-cara kita untuk mencapai tujuan hidup haruslah dengan cara yang benar, bukan merugikan orang lain, bukan dengan cara yang tidak jujur. Pencapaian tanpa dilandasi dengan cara yang tidak benar bukanlah pencapaian yang abadi.
Sahabat yang setia, waktu kita tidak banyak, oleh karena itu berikanlah nilai positif dalam kehidupan ini. Selama kita masih bernafas, menaburlah hal yang baik dengan sebanyak mungkin, dan kelak kita akan menuai hal yang baik pula. Jika Anda seorang salesman, lakukan tugas Anda dengan jujur dan melayani pelanggan dengan tulus, dan tidak sekadar mengejar target semata dengan menghalalkan segala cara. Jika Anda seorang politikus, pergunakanlah amanah yang diberikan dengan bijak, dan dilandasi integritas yang tinggi. Jika Anda seorang professional, lakukanlah yang terbaik yang bisa Anda kontribusikan dimanapun Anda bekerja dengan cara-cara yang penuh tanggung jawab. Apapun profesi Anda, dan dimanapun Anda berada, bertindaklah dengan positif dan jadilah berkat untuk orang lain lewat setiap cara kita menjalani kehidupan di dunia ini.
Cara kita menjalani kehidupan ini menjadi sangat penting ketimbang apa yang sudah kita capai dalam hidup ini. Sia-sia jika pencapaian yang diraih bukan dengan cara yang baik dan benar. Mulai saat ini bentuklah dengan positif cara kita berpikir, cara kita memperlakukan orang, cara kita menjalani hidup ini.
Mengejar Kebanggaan
"Pride is personal commitment. It is an attitude which separates excellence from mediocrity. - Kebanggaan merupakan komitmen personal. Itu merupakan sikap yang memisahkan antara yang sempurna dan tidak." Paul Bryan
Mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan merupakan dambaan semua orang. Tak jarang mereka mengerahkan segala daya dan upaya demi mewujudkan sesuatu yang dapat dibanggakan. Sehingga terwujudlah banyak hal spektakuler di dunia dan membanggakan pemiliknya.
Contohnya: Afrika Selatan tentu bangga telah berhasil menyelenggarakan pesta olahraga bergengsi Piala Dunia beberapa waktu yang lalu. Dengan segala upaya pemerintah, negara tersebut berusaha membangun sebuah stadion yang megah. Pemerintah juga membangun infrastuktur yang canggih dan modern untuk mendukung kelancaran perayaan Piala Dunia 2010.
Usaha Afrika Selatan mengejar kebanggaan sebagai negara penyelenggara juga telah menjadikan negeri tersebut semakin dikenal di dunia. Terlebih acara tersebut juga membawa ‘soccernomic' atau efek ekonomi positif bagi restoran-restoran atau para pedagang di sekitar stadion. Para pedagang dikabarkan mendapatkan omset berkali lipat.
Namun di sisi lain, sebagian besar rakyat di negeri tersebut merasa dirugikan. Para pemilik lahan pertanian yang digusur hidup menderita, karena pemerintah tidak memberikan ganti rugi sedikitpun sebagai kompensasi atas lahan mereka.Sementara pemerintah menghabiskan biaya cukup besar untuk membangun sarana maupun proses penyelenggaraan pesta bola dunia yang begitu mewah, sebagian besar rakyat disana hidup sangat miskin.
"Sebenarnya kami sangat malu dan hidup tertekan dengan kemelaratan kami," cetus salah seorang pemuda yang tinggal di salah satu kampung kumuh di Afrika Selatan kepada salah seorang pewarta yang ikut meliput ajang perayaan spektakuler tersebut.
Tak hanya Afrika Selatan, masih banyak negara atau mungkin perorangan yang mengejar kebanggaan dengan segala daya dan upaya, tetapi lupa untuk menghitung seberapa besar manfaat dari kebanggaan yang diperoleh. Contohnya Malaysia membangun ikon kemegahan seperti Twin Tower atau Taiwan dengan Taipei 101. Contoh lain adalah Dubai membangun Burj Dubai yang konon merupakan bangunan tertinggi dan termegah di dunia.
Seberapa besar manfaat yang diperoleh pemerintah dan rakyat dari produk-produk kebanggaan itu? Kabarnya, keuntungan yang diperoleh tidaklah signifikan. Artinya, apa yang sudah dikeluarkan tidak sebanding dengan manfaat positif yang dapat diraih.
Mengejar kebanggaan memang dapat mendatangkan kerugian jika tidak diperhitungkan dengan cermat atau hanya sekedar untuk unjuk gaya. Tetapi jika semangat mengejar kebanggaan ini didasari dengan perhitungan yang cermat pasti akan mendatangkan keuntungan. Sehingga, mengejar kebanggaan itu memiliki arti serta manfaat positif, dan beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Mengejar kebanggaan menjadikan kita memiliki kemauan keras dan ego. Hal itu menyalakan api motivasi dalam mengejar suatu target atau impian. Ini juga akan membuat kita berusaha mempertahankan harga diri dengan tetap berjuang dan sampai target tercapai, walaupun tak banyak dukungan dan situasi juga tidak menguntungkan.
Mengejar kebanggaan juga dapat membebaskan kita dari belenggu rasa tak percaya diri. Kita menjadi sadar memiliki potensi yang lebih besar dan lebih kuat daripada tantangan. Kemudian rasa percaya diri tersebut akan membantu kita melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan hal-hal yang kita inginkan.
Memiliki kebanggaan itu berarti merasa puas terhadap diri sendiri dan prestasi Anda. Kepuasan terhadap diri sendiri akan memotivasi untuk terus berdaya kreasi dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Dengan begitu, lambat laun Anda dapat membangun reputasi yang semakin positif dan mencapai hal-hal besar yang lebih membangggakan.
Mengejar kebanggaan berarti kita memiliki tujuan. Hal itu menjadikan tindakan-tindakan kita lebih terarah. Pada akhirnya mengejar kebanggaan itu akan memandu kita untuk menciptakan serangkaian keberhasilan.
Kita dapat dikatakan berhasil mencapai sesuatu yang membanggakan jika orang lain juga menaruh rasa hormat dan penghargaan. Orang lain akan memberikan 2 hal tersebut (rasa hormat dan penghargaan) jika kita mencapai kebanggaan itu dengan jujur. Sebab kebanggaan itu merupakan penghargaan dari orang lain atas potensi dan integritas yang kita miliki.
Apakah para koruptor yang memiliki harta ratusan miliar itu patut berbangga? Tentu saja tidak, karena apa yang mereka capai tidak dengan cara yang jujur. Itulah mengapa kita juga harus tetap waspada dalam mengejar kebanggaan untuk tetap mengedepankan integritas atau kejujuran.
Melihat sisi positif dari kebanggaan itu, tak ada salahnya jika kita mengejar kebanggaan. Lagipula masing-masing di antara kita juga memiliki potensi yang luar biasa untuk menciptakan sesuatu yang membanggakan. Jangan takut untuk mengejar kebanggaan, sebab kebanggaan itu sendiri juga mencerminkan gairah hidup penuh semangat.
Mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan merupakan dambaan semua orang. Tak jarang mereka mengerahkan segala daya dan upaya demi mewujudkan sesuatu yang dapat dibanggakan. Sehingga terwujudlah banyak hal spektakuler di dunia dan membanggakan pemiliknya.
Contohnya: Afrika Selatan tentu bangga telah berhasil menyelenggarakan pesta olahraga bergengsi Piala Dunia beberapa waktu yang lalu. Dengan segala upaya pemerintah, negara tersebut berusaha membangun sebuah stadion yang megah. Pemerintah juga membangun infrastuktur yang canggih dan modern untuk mendukung kelancaran perayaan Piala Dunia 2010.
Usaha Afrika Selatan mengejar kebanggaan sebagai negara penyelenggara juga telah menjadikan negeri tersebut semakin dikenal di dunia. Terlebih acara tersebut juga membawa ‘soccernomic' atau efek ekonomi positif bagi restoran-restoran atau para pedagang di sekitar stadion. Para pedagang dikabarkan mendapatkan omset berkali lipat.
Namun di sisi lain, sebagian besar rakyat di negeri tersebut merasa dirugikan. Para pemilik lahan pertanian yang digusur hidup menderita, karena pemerintah tidak memberikan ganti rugi sedikitpun sebagai kompensasi atas lahan mereka.Sementara pemerintah menghabiskan biaya cukup besar untuk membangun sarana maupun proses penyelenggaraan pesta bola dunia yang begitu mewah, sebagian besar rakyat disana hidup sangat miskin.
"Sebenarnya kami sangat malu dan hidup tertekan dengan kemelaratan kami," cetus salah seorang pemuda yang tinggal di salah satu kampung kumuh di Afrika Selatan kepada salah seorang pewarta yang ikut meliput ajang perayaan spektakuler tersebut.
Tak hanya Afrika Selatan, masih banyak negara atau mungkin perorangan yang mengejar kebanggaan dengan segala daya dan upaya, tetapi lupa untuk menghitung seberapa besar manfaat dari kebanggaan yang diperoleh. Contohnya Malaysia membangun ikon kemegahan seperti Twin Tower atau Taiwan dengan Taipei 101. Contoh lain adalah Dubai membangun Burj Dubai yang konon merupakan bangunan tertinggi dan termegah di dunia.
Seberapa besar manfaat yang diperoleh pemerintah dan rakyat dari produk-produk kebanggaan itu? Kabarnya, keuntungan yang diperoleh tidaklah signifikan. Artinya, apa yang sudah dikeluarkan tidak sebanding dengan manfaat positif yang dapat diraih.
Mengejar kebanggaan memang dapat mendatangkan kerugian jika tidak diperhitungkan dengan cermat atau hanya sekedar untuk unjuk gaya. Tetapi jika semangat mengejar kebanggaan ini didasari dengan perhitungan yang cermat pasti akan mendatangkan keuntungan. Sehingga, mengejar kebanggaan itu memiliki arti serta manfaat positif, dan beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Mengejar kebanggaan menjadikan kita memiliki kemauan keras dan ego. Hal itu menyalakan api motivasi dalam mengejar suatu target atau impian. Ini juga akan membuat kita berusaha mempertahankan harga diri dengan tetap berjuang dan sampai target tercapai, walaupun tak banyak dukungan dan situasi juga tidak menguntungkan.
Mengejar kebanggaan juga dapat membebaskan kita dari belenggu rasa tak percaya diri. Kita menjadi sadar memiliki potensi yang lebih besar dan lebih kuat daripada tantangan. Kemudian rasa percaya diri tersebut akan membantu kita melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan hal-hal yang kita inginkan.
Memiliki kebanggaan itu berarti merasa puas terhadap diri sendiri dan prestasi Anda. Kepuasan terhadap diri sendiri akan memotivasi untuk terus berdaya kreasi dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Dengan begitu, lambat laun Anda dapat membangun reputasi yang semakin positif dan mencapai hal-hal besar yang lebih membangggakan.
Mengejar kebanggaan berarti kita memiliki tujuan. Hal itu menjadikan tindakan-tindakan kita lebih terarah. Pada akhirnya mengejar kebanggaan itu akan memandu kita untuk menciptakan serangkaian keberhasilan.
Kita dapat dikatakan berhasil mencapai sesuatu yang membanggakan jika orang lain juga menaruh rasa hormat dan penghargaan. Orang lain akan memberikan 2 hal tersebut (rasa hormat dan penghargaan) jika kita mencapai kebanggaan itu dengan jujur. Sebab kebanggaan itu merupakan penghargaan dari orang lain atas potensi dan integritas yang kita miliki.
Apakah para koruptor yang memiliki harta ratusan miliar itu patut berbangga? Tentu saja tidak, karena apa yang mereka capai tidak dengan cara yang jujur. Itulah mengapa kita juga harus tetap waspada dalam mengejar kebanggaan untuk tetap mengedepankan integritas atau kejujuran.
Melihat sisi positif dari kebanggaan itu, tak ada salahnya jika kita mengejar kebanggaan. Lagipula masing-masing di antara kita juga memiliki potensi yang luar biasa untuk menciptakan sesuatu yang membanggakan. Jangan takut untuk mengejar kebanggaan, sebab kebanggaan itu sendiri juga mencerminkan gairah hidup penuh semangat.
Ekonomi Tidak Membuat Anda Kaya
Jika Anda berpikir bahwa kekayaan finansial Anda bergantung dari kondisi ekonomi, Anda akan kecewa!
Jim Rohn, business philosopher ternama di dunia menekankan pentingnya menanamkan filosofi yang baik. Semakin besar kapasitas pemikiran, penghayatan, wisdom, dan filosofi maka semakin mudah bagi Anda untuk merubah perilaku dan tindakan. Karena hanya jika kita mengubah filosofi (pemikiran) tentang uang, kekayaan, bisnis atau kesehatan maka hidup Anda pun menjadi berbeda. Rasanya lebih mudah menyalahkan faktor eksternal daripada mencari lebih banyak wisdom.
Training Alam Bawah Sadar
Pada tahun 1937, sebuah buku fenomenal hasil riset selama 20 tahun meneliti 500 orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan sosial. Hampir semua berasal dari keluarga yang tidak mampu, minim pendidikan, namun berhasil mengumpulkan kekayaan dalam skala yang luar biasa. Mulai dari industrialis hingga presiden. Nama orang yang di-interview antara lain: Thomas A. Edison, Alexander Graham Bell, George Eastman, Henry Ford, Elmer Gates, John D. Rockefeller, Sr., Charles M. Schwab, F.W. Woolworth, William Wrigley Jr., John Wanamaker, William Jennings Bryan, Joseph Stalin, Theodore Roosevelt, William H. Taft, Woodrow Wilson, Charles Allen Ward, Jennings Randolph.
Buku itu diawali dengan cerita seorang muda bernama Napoleon Hill yang ditugaskan oleh seorang industrialis terkaya kedua di dunia bernama Andrew Carnegie. Napoleon Hill ingin mengungkap rahasia sukses orang terkenal dan menciptakan formula sederhana yang mudah diikuti oleh semua orang dari semua kalangan.
Andrew Carnegie mengatakan, ada new philosophy yang harus disebar luaskan agar rahasia ini bisa dinikmati oleh semua orang. Alhasil, Napoleon Hill menerbitkan buku berjudul "Think and Grow Rich". Pada tahun 1928, riset Hill menerbitkan buku berjudul "The Law Of Success". Buku Think and Grow Rich merupakan best-selling book sepanjang sejarah hingga saat ini.
Pertanyaan saya, mengapa think (berpikir), apa hubungan antara berpikir dengan kaya raya?
Jawabannya: alam bawah sadar Anda membutuhkan training. Saat ini, alam sadar Anda terlalu dominan sehingga otot-otot intuisi dan imajinasi Anda menciut.
Jim Rohn, business philosopher ternama di dunia menekankan pentingnya menanamkan filosofi yang baik. Semakin besar kapasitas pemikiran, penghayatan, wisdom, dan filosofi maka semakin mudah bagi Anda untuk merubah perilaku dan tindakan. Karena hanya jika kita mengubah filosofi (pemikiran) tentang uang, kekayaan, bisnis atau kesehatan maka hidup Anda pun menjadi berbeda. Rasanya lebih mudah menyalahkan faktor eksternal daripada mencari lebih banyak wisdom.
Training Alam Bawah Sadar
Pada tahun 1937, sebuah buku fenomenal hasil riset selama 20 tahun meneliti 500 orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan sosial. Hampir semua berasal dari keluarga yang tidak mampu, minim pendidikan, namun berhasil mengumpulkan kekayaan dalam skala yang luar biasa. Mulai dari industrialis hingga presiden. Nama orang yang di-interview antara lain: Thomas A. Edison, Alexander Graham Bell, George Eastman, Henry Ford, Elmer Gates, John D. Rockefeller, Sr., Charles M. Schwab, F.W. Woolworth, William Wrigley Jr., John Wanamaker, William Jennings Bryan, Joseph Stalin, Theodore Roosevelt, William H. Taft, Woodrow Wilson, Charles Allen Ward, Jennings Randolph.
Buku itu diawali dengan cerita seorang muda bernama Napoleon Hill yang ditugaskan oleh seorang industrialis terkaya kedua di dunia bernama Andrew Carnegie. Napoleon Hill ingin mengungkap rahasia sukses orang terkenal dan menciptakan formula sederhana yang mudah diikuti oleh semua orang dari semua kalangan.
Andrew Carnegie mengatakan, ada new philosophy yang harus disebar luaskan agar rahasia ini bisa dinikmati oleh semua orang. Alhasil, Napoleon Hill menerbitkan buku berjudul "Think and Grow Rich". Pada tahun 1928, riset Hill menerbitkan buku berjudul "The Law Of Success". Buku Think and Grow Rich merupakan best-selling book sepanjang sejarah hingga saat ini.
Pertanyaan saya, mengapa think (berpikir), apa hubungan antara berpikir dengan kaya raya?
Jawabannya: alam bawah sadar Anda membutuhkan training. Saat ini, alam sadar Anda terlalu dominan sehingga otot-otot intuisi dan imajinasi Anda menciut.
Besarnya uang Anda, tergantung kapasitas alam bawah sadar Anda, yang Anda sadari!
Seni Mendengarkan
Ada sebuah fakta menarik yang patut direnungkan. Ternyata 80% waktu manusia habis digunakan untuk berkomunikasi dan 45% dialokasikan untuk mendengar. Sayangnya, terdapat sekitar 75% kata-kata yang diabaikan, disalahpahami, dan dilupakan. Sungguh sebuah ironi komunikasi yang seharusnya tidak terjadi jika keterampilan mendengarkan menjadi menu utama dan pertama saat bercengkrama.
Ternyata terdapat banyak sekali jenis seni mendengar. Ada yang disebut mendengar aktif, analitis, empatik, kritis, selektif, atentif, apresiatif, sampai dengan reflektif. Semua jenis mendengar ini seolah mengigatkan kita bahwa setiap orang sejatinya ingin didengar. Sayangnya, masih banyak individu, bahkan profesional korporasi, yang belum menyadari bahwa keterampilan yang satu ini akan meninggikan citra diri dan profit secara permanen dan militan jika dilakukan dengan penuh ketulusan dan keseriusan.
Keterlibatan Emosi
Mari kita lihat, bagaimana seorang professional call-center, baik yang bertugas di udara maupun di darat, masih berdebat dengan pelanggan atau pencari informasi dengan kata-kata sarkastis, emosional, merendahkan, sampai dengan menghina. Betapa pelanggan dihadapkan pada situasi terpidana sebagai pengisi pundi korporasi yang seharusnya membangun citra positif emiten di lantai bursa. Bercermin dari kejadian itu, terlihat ada persoalan serius dalam hal mendengarkan. Teori yang relatif pas untuk kasus ini adalah "reflective listening".
Teori ini bermula dari praktik konseling dan psikoterapi yang dilakukan Carl Rogers terhadap pasiennya. Reflective Listening adalah sebuah tindakan mengulang secara verbal apa yang didengar dari orang lain. Mengulang apa yang diucapkan dan dirasakan oleh pihak lain akan menunjukan rasa empati terhadap apa yang dialami oleh sang penutur. Kalimat yang di-rephrase tersebut akan mengubah subjek "saya" menjadi "kita", artinya, ketika seorang menyampaikan keluh kesahnya secara subjektif, teknik reflective listening akan mengubahnya menjadi keluhan bersama, yaitu keluhan "kita". Dalam situasi ini, sang pengeluh akan merasa bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi peristiwa tidak menyenangkan tersebut.
Ada empat kompenen yang menjadi syarat minimal dalam melakukan Reflective Listening: empathy, acceptance, congruence, dan concreteness.
Pertama, empathy (empati) mewajibkan pendengar untuk memfokuskan diri pada pemberi keluhan yang tengah menumpahkan saran, kritik, ataupun masukan atas apa yang dialaminya. Di sini, referensiyang dipakai harus bingkai orang yang tengah menyampaikan keluhan. Dengan demikian, kondisi "merasakan" apa yang dialami orang lain akan membuat sang pengeluh mendapatkan sebuah penghiburan. Ternyata ia, dipahami. Hal ini sangat penting, terutama dalam menangani pelanggan yang sedang marah atas sebuah produk atau pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Jika rasa empati dikedepankan secara simpatik, niscaya, luapan lahar emosi akan menjadi salju penyejuk di musim panas.
Kedua, acceptance (penerimaan) sangat terkait erat dengan empati. Penerimaan ini memberikan penghargaan kepada setiap orang bahwa mereka sesungguhnya berharga. Artinya, siapa pun yang menyampaikan keluhan atau sejenisnya harus diterima secara empatik dan simpatik. Keliru apabila dalam praktik korporasi, banyak petugas di garda depan mengabaikan hal ini hanya karena melihat penampilan sang pengeluh/pencari informasi yang tidak sesuai dengan standar yang biasa dihadapi. Jika ini terjadi, konsep penerimaan di sini menjadi sebuah teori kosong belaka. Sang pencari informasi akan kecewa dan akhirnya pindah ke lain hati (baca: korporasi lain). Ingat, di kening setiap orang sesungguhnya terpatri sebuah kalimat "make me feel important".
Ketiga, congruence (harmoni) di sini menunjuk pada ketulusan dan pengertian atas apa yang terjadi pada orang lain. Artinya, kita juga merasa kecewa atas apa yang dialami oleh orang yang mengeluh. Tunjukan melalui bahasa nonverbal. Bahasa tubuh ini harus secara tulus diekspresikan, bukan dibuat-buat. Melalui praktek harmoni ini (sinkronasasi verbal dan nonverbal), ikatan emosional akan semakin kuat terpatri dalam ruang afeksi sehingga pindah ke lain hati akan menjadi pertimbangan dengan urutan terbawah.
Keempat, concreteness (kekonkretan). Poin ini mengacu pada hal-hal yang lebih bersifat spesifik daripada generik. Sebagian pendengar, tanpa sadar atau ketidaktahuan, sering memberikan komentar atas keluhan atau ungkapan orang lain secara generik tanpa menyentuh ke inti keluhan. Misalnya, ketika ada orang yang mengeluh soal pelayanan call-center yang tidak baik, sering petugas di garda depan mengatakan bahwa hal itu tengah ditangani oleh perusahaan dan memerlukan waktu yang tidak dapat ditentukan kapan selesainya. Ini adalah contoh ketiadaan kekonkretan seperti dimaksud di atas.
Lalu, bagaimana mengatasi hal tersebut? Seharusnya, sang petugas melokalisir persoalan secara fokus. Ia seharusnya mengatakan bahwa call-center mengalami gangguan selama 2-3 hari kerja dan akan bisa diatasi dalam 1-2 hari ke depan. Ia mengonkretkan persoalan secara tepat (call-center saja) bukan korporasi secara umum yang terlalu rumit meski hanya untuk dibayangkan. Dengan melokalisir persoalan secara sempit dan spesifik, rasanya persoalan akan lebih mudah menemui solusi.
Jika setiap pendengar memiliki empat orientasi minimal dalam Reflective Listening di atas (emphaty, acceptance, congruence, concreteness) rasanya berjuta keluhan di kolom-kolom surat pembaca media massa selama ini akan mengalami masa surut secara kuantitatif maupun kualitatif. Semoga saja begitu!
Ternyata terdapat banyak sekali jenis seni mendengar. Ada yang disebut mendengar aktif, analitis, empatik, kritis, selektif, atentif, apresiatif, sampai dengan reflektif. Semua jenis mendengar ini seolah mengigatkan kita bahwa setiap orang sejatinya ingin didengar. Sayangnya, masih banyak individu, bahkan profesional korporasi, yang belum menyadari bahwa keterampilan yang satu ini akan meninggikan citra diri dan profit secara permanen dan militan jika dilakukan dengan penuh ketulusan dan keseriusan.
Keterlibatan Emosi
Mari kita lihat, bagaimana seorang professional call-center, baik yang bertugas di udara maupun di darat, masih berdebat dengan pelanggan atau pencari informasi dengan kata-kata sarkastis, emosional, merendahkan, sampai dengan menghina. Betapa pelanggan dihadapkan pada situasi terpidana sebagai pengisi pundi korporasi yang seharusnya membangun citra positif emiten di lantai bursa. Bercermin dari kejadian itu, terlihat ada persoalan serius dalam hal mendengarkan. Teori yang relatif pas untuk kasus ini adalah "reflective listening".
Teori ini bermula dari praktik konseling dan psikoterapi yang dilakukan Carl Rogers terhadap pasiennya. Reflective Listening adalah sebuah tindakan mengulang secara verbal apa yang didengar dari orang lain. Mengulang apa yang diucapkan dan dirasakan oleh pihak lain akan menunjukan rasa empati terhadap apa yang dialami oleh sang penutur. Kalimat yang di-rephrase tersebut akan mengubah subjek "saya" menjadi "kita", artinya, ketika seorang menyampaikan keluh kesahnya secara subjektif, teknik reflective listening akan mengubahnya menjadi keluhan bersama, yaitu keluhan "kita". Dalam situasi ini, sang pengeluh akan merasa bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi peristiwa tidak menyenangkan tersebut.
Ada empat kompenen yang menjadi syarat minimal dalam melakukan Reflective Listening: empathy, acceptance, congruence, dan concreteness.
Pertama, empathy (empati) mewajibkan pendengar untuk memfokuskan diri pada pemberi keluhan yang tengah menumpahkan saran, kritik, ataupun masukan atas apa yang dialaminya. Di sini, referensiyang dipakai harus bingkai orang yang tengah menyampaikan keluhan. Dengan demikian, kondisi "merasakan" apa yang dialami orang lain akan membuat sang pengeluh mendapatkan sebuah penghiburan. Ternyata ia, dipahami. Hal ini sangat penting, terutama dalam menangani pelanggan yang sedang marah atas sebuah produk atau pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Jika rasa empati dikedepankan secara simpatik, niscaya, luapan lahar emosi akan menjadi salju penyejuk di musim panas.
Kedua, acceptance (penerimaan) sangat terkait erat dengan empati. Penerimaan ini memberikan penghargaan kepada setiap orang bahwa mereka sesungguhnya berharga. Artinya, siapa pun yang menyampaikan keluhan atau sejenisnya harus diterima secara empatik dan simpatik. Keliru apabila dalam praktik korporasi, banyak petugas di garda depan mengabaikan hal ini hanya karena melihat penampilan sang pengeluh/pencari informasi yang tidak sesuai dengan standar yang biasa dihadapi. Jika ini terjadi, konsep penerimaan di sini menjadi sebuah teori kosong belaka. Sang pencari informasi akan kecewa dan akhirnya pindah ke lain hati (baca: korporasi lain). Ingat, di kening setiap orang sesungguhnya terpatri sebuah kalimat "make me feel important".
Ketiga, congruence (harmoni) di sini menunjuk pada ketulusan dan pengertian atas apa yang terjadi pada orang lain. Artinya, kita juga merasa kecewa atas apa yang dialami oleh orang yang mengeluh. Tunjukan melalui bahasa nonverbal. Bahasa tubuh ini harus secara tulus diekspresikan, bukan dibuat-buat. Melalui praktek harmoni ini (sinkronasasi verbal dan nonverbal), ikatan emosional akan semakin kuat terpatri dalam ruang afeksi sehingga pindah ke lain hati akan menjadi pertimbangan dengan urutan terbawah.
Keempat, concreteness (kekonkretan). Poin ini mengacu pada hal-hal yang lebih bersifat spesifik daripada generik. Sebagian pendengar, tanpa sadar atau ketidaktahuan, sering memberikan komentar atas keluhan atau ungkapan orang lain secara generik tanpa menyentuh ke inti keluhan. Misalnya, ketika ada orang yang mengeluh soal pelayanan call-center yang tidak baik, sering petugas di garda depan mengatakan bahwa hal itu tengah ditangani oleh perusahaan dan memerlukan waktu yang tidak dapat ditentukan kapan selesainya. Ini adalah contoh ketiadaan kekonkretan seperti dimaksud di atas.
Lalu, bagaimana mengatasi hal tersebut? Seharusnya, sang petugas melokalisir persoalan secara fokus. Ia seharusnya mengatakan bahwa call-center mengalami gangguan selama 2-3 hari kerja dan akan bisa diatasi dalam 1-2 hari ke depan. Ia mengonkretkan persoalan secara tepat (call-center saja) bukan korporasi secara umum yang terlalu rumit meski hanya untuk dibayangkan. Dengan melokalisir persoalan secara sempit dan spesifik, rasanya persoalan akan lebih mudah menemui solusi.
Jika setiap pendengar memiliki empat orientasi minimal dalam Reflective Listening di atas (emphaty, acceptance, congruence, concreteness) rasanya berjuta keluhan di kolom-kolom surat pembaca media massa selama ini akan mengalami masa surut secara kuantitatif maupun kualitatif. Semoga saja begitu!
Sabtu, 30 Oktober 2010
Kakek Berusia 10 Tahun
Dikisahkan, di bawah sebuah pohon yang rindang, tampak sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Di antara anak-anak itu, terlihat seorang kakek duduk di sana.
Seusai pelajaran, seorang pemuda dengan penasaran menghampiri dan bertanya kepada si kakek, "Kek, apakah kakek seorang guru?"
"Bukan..., aku bukan seorang guru. Aku juga sedang belajar, sama dengan anak-anak itu."
"Lho, memangnya, berapa umur kakek?"
"Umur kakek tahun ini, tepat 10 tahun."
"Ah..., kakek bercanda! Perkiraanku, umur kakek sudah 70 tahunan..."
"Ha ha ha, tebakanmu benar! Bila dihitung dari saat kakek lahir hingga kini, umur kakek memang 70 tahun. Tetapi, 60 tahun yang telah dilewati jangan dihitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku sepuluh tahun terakhir ini."
Si pemuda menunjukkan wajah kebingungan. Ia pun bertanya, "Apa artinya, Kek?"
Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab, "Sejak kecil sampai usia 20 tahun, yang seharusnya waktu terbaik untuk belajar, tetapi kakek sibuk bermain dan bersantai. Karena semua kebutuhan hidup telah disediakan berlimpah oleh orangtua kakek. Kemudian 20 tahun berikutnya, waktu yang seharusnya untuk mengejar karir dan berjuang, kakek malah menggunakannya untuk berfoya-foya-menghamburkan harta yang diperoleh dengan susah payah oleh orangtua kakek. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan sebagai persiapan pensiun di masa tuaku, malahan kakek gunakan untuk pergi tamasya, menghabiskan sisa harta yang masih ada. Semua hanya untuk mengejar kesenangan sesaat. Coba, kamu pikir, bukankah 60 tahun telah kulewati itu sia-sia? Tidak ada satu pun yang kupelajari."
"Lalu bagaimana dengan sepuluh tahun terakhir hidup kakek?"
Dengan mata berkaca-kaca si kakek bertutur, "Sepuluh tahun terakhir aku sadar, 60 tahun hidup dilalui tanpa makna, tanpa tujuan, dan tanpa cita-cita... Sungguh hidup yang sia-sia, tidak berguna. Saat sadar, kakek sudah hidup sebatang kara dan tanpa harta.Untuk hidup pun harus ditunjang dari belas kasihan orang lain. Anak muda, jangan meniru kehidupan seperti yang telah kakek jalani. Karena, waktu adalah modal utama paling berharga yang dimiliki oleh setiap manusia. Pergunakanlah baik-baik untuk belajar,berusaha, dan berkarir. Efektivitaskan waktumu pada tujuan yang jelas, dan berjuang meraih keberhasilan. Maka kelak di hari tuamu, kamu akan menjalani kehidupan ini dengan bangga dan bahagia."
Teman-teman yang luar biasa,
Saat ini kita hidup di Abad ke-21, di mana zaman mempunyai ciri khas yakni perubahan yang cepat, perkembangan teknologi yang semakin pesat, persaingan di semua lini usaha yang begitu ketat. Dan kita dituntut menjadi manusia pembelajar yang bisa menghargai waktu dan mengelolanya secara cerdas, cermat, dan cekatan.
Jika kita mampu mengelola waktu dengan begitu smart, bisa dipastikan kehidupan kita akan punya warna, punya ciri, dan berkualitas. Manfaatkan waktu yang begitu berharga! Seperti pepatah berbunyi, time is money (waktu adalah uang). Tetapi lebih dari itu, time is life (waktu adalah nyawa)...!
Mendengarkan via Audio / Suara:
Salam sukses, LUAR BIASA!!
Seusai pelajaran, seorang pemuda dengan penasaran menghampiri dan bertanya kepada si kakek, "Kek, apakah kakek seorang guru?"
"Bukan..., aku bukan seorang guru. Aku juga sedang belajar, sama dengan anak-anak itu."
"Lho, memangnya, berapa umur kakek?"
"Umur kakek tahun ini, tepat 10 tahun."
"Ah..., kakek bercanda! Perkiraanku, umur kakek sudah 70 tahunan..."
"Ha ha ha, tebakanmu benar! Bila dihitung dari saat kakek lahir hingga kini, umur kakek memang 70 tahun. Tetapi, 60 tahun yang telah dilewati jangan dihitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku sepuluh tahun terakhir ini."
Si pemuda menunjukkan wajah kebingungan. Ia pun bertanya, "Apa artinya, Kek?"
Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab, "Sejak kecil sampai usia 20 tahun, yang seharusnya waktu terbaik untuk belajar, tetapi kakek sibuk bermain dan bersantai. Karena semua kebutuhan hidup telah disediakan berlimpah oleh orangtua kakek. Kemudian 20 tahun berikutnya, waktu yang seharusnya untuk mengejar karir dan berjuang, kakek malah menggunakannya untuk berfoya-foya-menghamburkan harta yang diperoleh dengan susah payah oleh orangtua kakek. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan sebagai persiapan pensiun di masa tuaku, malahan kakek gunakan untuk pergi tamasya, menghabiskan sisa harta yang masih ada. Semua hanya untuk mengejar kesenangan sesaat. Coba, kamu pikir, bukankah 60 tahun telah kulewati itu sia-sia? Tidak ada satu pun yang kupelajari."
"Lalu bagaimana dengan sepuluh tahun terakhir hidup kakek?"
Dengan mata berkaca-kaca si kakek bertutur, "Sepuluh tahun terakhir aku sadar, 60 tahun hidup dilalui tanpa makna, tanpa tujuan, dan tanpa cita-cita... Sungguh hidup yang sia-sia, tidak berguna. Saat sadar, kakek sudah hidup sebatang kara dan tanpa harta.Untuk hidup pun harus ditunjang dari belas kasihan orang lain. Anak muda, jangan meniru kehidupan seperti yang telah kakek jalani. Karena, waktu adalah modal utama paling berharga yang dimiliki oleh setiap manusia. Pergunakanlah baik-baik untuk belajar,berusaha, dan berkarir. Efektivitaskan waktumu pada tujuan yang jelas, dan berjuang meraih keberhasilan. Maka kelak di hari tuamu, kamu akan menjalani kehidupan ini dengan bangga dan bahagia."
Teman-teman yang luar biasa,
Saat ini kita hidup di Abad ke-21, di mana zaman mempunyai ciri khas yakni perubahan yang cepat, perkembangan teknologi yang semakin pesat, persaingan di semua lini usaha yang begitu ketat. Dan kita dituntut menjadi manusia pembelajar yang bisa menghargai waktu dan mengelolanya secara cerdas, cermat, dan cekatan.
Jika kita mampu mengelola waktu dengan begitu smart, bisa dipastikan kehidupan kita akan punya warna, punya ciri, dan berkualitas. Manfaatkan waktu yang begitu berharga! Seperti pepatah berbunyi, time is money (waktu adalah uang). Tetapi lebih dari itu, time is life (waktu adalah nyawa)...!
Mendengarkan via Audio / Suara:
Salam sukses, LUAR BIASA!!
Kisah Sejati Seorang IBU
Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang ibu baru saja melahirkan jabang bayinya. "Bisa saya melihat bayi saya?" pinta ibu yang baru melahirkan itu penuh rona kebahagiaan di wajahnya. Namun, ketika gendongan berpindah tangan dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, si ibu terlihat menahan napasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit, tak tega melihat perubahan wajah si ibu. Bayi yang digendongnya ternyata dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Meski terlihat sedikit kaget, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang.
Waktu membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak, anak itu bercerita, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orangtuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik.
Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, ‘kan?"
Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan pada si anak, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini.
Para netter yang luar biasa,
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, namun ada di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun justru pada apa yang kadang tidak dapat terlihat. Begitu juga dengan cinta seorang ibu pada anaknya. Di sana selalu ada inti sebuah cinta yang sejati, di mana terdapat keikhlasan dan ketulusan yang tak mengharap balasan apa pun.
Dalam cerita di atas, cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud sebuah cinta sejati yang tak bisa dinilai dan tergantikan. Cinta sang ibu telah membawa kebahagiaan bagi sang anak. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta yang murni. Karena itu, sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan jasa seorang ibu. Sebab, apa pun yang telah kita lakukan, pastilah tak akan sebanding dengan cinta dan ketulusannya membesarkan, mendidik, dan merawat kita hingga menjadi seperti sekarang.
Mari, jadikan ibu kita sebagai suri teladan untuk terus berbagi kebaikan. Jadikan beliau sebagai panutan yang harus selalu diberikan penghormatan. Sebab, dengan memperhatikan dan memberikan kasih sayang kembali kepada para ibu, kita akan menemukan cinta penuh ketulusan dan keikhlasan, yang akan membimbing kita menemukan kebahagiaan sejati dalam kehidupan.
Waktu membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak, anak itu bercerita, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orangtuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik.
Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.
Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, ‘kan?"
Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan pada si anak, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini.
Para netter yang luar biasa,
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, namun ada di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun justru pada apa yang kadang tidak dapat terlihat. Begitu juga dengan cinta seorang ibu pada anaknya. Di sana selalu ada inti sebuah cinta yang sejati, di mana terdapat keikhlasan dan ketulusan yang tak mengharap balasan apa pun.
Dalam cerita di atas, cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud sebuah cinta sejati yang tak bisa dinilai dan tergantikan. Cinta sang ibu telah membawa kebahagiaan bagi sang anak. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta yang murni. Karena itu, sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan jasa seorang ibu. Sebab, apa pun yang telah kita lakukan, pastilah tak akan sebanding dengan cinta dan ketulusannya membesarkan, mendidik, dan merawat kita hingga menjadi seperti sekarang.
Mari, jadikan ibu kita sebagai suri teladan untuk terus berbagi kebaikan. Jadikan beliau sebagai panutan yang harus selalu diberikan penghormatan. Sebab, dengan memperhatikan dan memberikan kasih sayang kembali kepada para ibu, kita akan menemukan cinta penuh ketulusan dan keikhlasan, yang akan membimbing kita menemukan kebahagiaan sejati dalam kehidupan.
Kosongkan Cangkir Tehmu
Di sebuah kerajaan, karena kesibukan sang raja memerintah, permaisurilah yang menemani dan sangat memanjakan sang pangeran. Pangeran tumbuh menjadi pemuda yang sombong, egois, kurang sopan santun, dan malas belajar. Raja sangat sedih memikirkan sikap pangeran muda. Bagaimana nasib negeri ini nantinya?
Setelah berbincang dengan permaisuri, raja pun bertitah:"Anakku, tahta kerajaan akan ayah serahkan kepadamu, tetapi dengan syarat engkau harus tinggal dan belajar selama 1 tahun di atas bukit bersama seorang guru yang telah ayah pilih. Bila engkau gagal, maka tahta kerajaan akan ayah serahkan kepada orang lain."
Pangeran serta merta menyanggupi persyaratan itu. Dalam hati ia berkata, "Apalah artinya penderitaan 1 tahun dibandingkan kelak sebagai raja, aku bisa hidup mewah dan bersenang-senang seumur hidupku!"
Setibanya di kediaman sang guru, tingkah laku pangeran tetap sombong, menyebalkan, dan tidak sopan. Dia merasa sebagai pangeran, semua orang harus menuruti kemauannya. Setiap kali gurunya bertanya, pangeran menjawab semaunya. Setiap kali gurunya menerangkan pelajaran, pangeran tidak mendengarkan-merasa sudah tahu semua.
Tidak terasa haripun berganti minggu. Sang guru berpikir keras tentang cara untuk memberi pelajaran kepada pangeran yang sombong dan sok pintar itu.
Suatu hari, sang guru menyeduh teh dan menuangkan ke cangkir pangeran. Air teh dituang terus dan terus hingga tumpah ke mana-mana sehingga mengenai tangan sang pangeran. Pangeran berteriak marah, "Hai, bodoh sekali! Menuang teh saja tidak becus! Cangkir sudah penuh mengapa masih dituang terus? Air mendidih, lagi!"
Dengan tersenyum sang guru berkata tegas, "Beruntung hanya tangan pengeran yang terkena percikan teh panas. Sebagai seorang pangeran, calon raja dan suri tauladan bagi rakyatnya, tidak sepantasnya berkata tidak sopan seperti itu, lebih-lebih kepada gurunya sehingga sepantasnya mulut pangeranlah yang harus dituang teh panas ini.
Guru sengaja menuang terus cangkir yang telah terisi penuh karena ingin mengajarkan kepada Yang Mulia bahwa cangkir teh diumpamakan sama seperti otak manusia. Bila telah terisi penuh maka tidak mungkin diisi lagi. Karenanya kosongkan dulu cangkirmu, kosongkan pikiranmu, agar bisa diisi hal-hal baru yang positif. Hanya bekal ini yang ingin guru sampaikan. Bila pangeran tidak berkenan, silakan pergi dari sini."
Mendengar perkataan sang gurunya yang tegas, pangeran seketika tertunduk malu. Peristiwa itu menyadarkan pangeran untuk mengubah sikapnya dan menerima pelajaran dari gurunya. Tentu saja perubahan sikap pengeran ini membuat raja sangat bergembira.
Teman-teman yang berbahagia,
Karena status, pendidikan, atau kedudukan, seringkali seseorang merasa lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih pintar dari orang lain. Sikap seperti ini membuat pikiran tertutup (atau mental block), sulit menerima hal-hal baru yang diberikan oleh orang lain.
Sikap seperti ini jelas merugikan dirinya sendiri. Jika kita bisa bersikap open mind / membuka pikiran dalam menerima hal-hal baru dan mau menerima kritikan yang diberikan oleh orang lain, maka kita akan dapat memetik banyak keuntungan; seperti bertambahnya wawasan, ide, pengetahuan, pengertian, wisdom, dan lain sebagainya. Pasti semua itu bisa kita manfaatkan untuk mengembangkan dan menciptakan kesuksesan.
Mendengarkan via Audio / Suara:
Salam sukses, luar biasa!
Setelah berbincang dengan permaisuri, raja pun bertitah:"Anakku, tahta kerajaan akan ayah serahkan kepadamu, tetapi dengan syarat engkau harus tinggal dan belajar selama 1 tahun di atas bukit bersama seorang guru yang telah ayah pilih. Bila engkau gagal, maka tahta kerajaan akan ayah serahkan kepada orang lain."
Pangeran serta merta menyanggupi persyaratan itu. Dalam hati ia berkata, "Apalah artinya penderitaan 1 tahun dibandingkan kelak sebagai raja, aku bisa hidup mewah dan bersenang-senang seumur hidupku!"
Setibanya di kediaman sang guru, tingkah laku pangeran tetap sombong, menyebalkan, dan tidak sopan. Dia merasa sebagai pangeran, semua orang harus menuruti kemauannya. Setiap kali gurunya bertanya, pangeran menjawab semaunya. Setiap kali gurunya menerangkan pelajaran, pangeran tidak mendengarkan-merasa sudah tahu semua.
Tidak terasa haripun berganti minggu. Sang guru berpikir keras tentang cara untuk memberi pelajaran kepada pangeran yang sombong dan sok pintar itu.
Suatu hari, sang guru menyeduh teh dan menuangkan ke cangkir pangeran. Air teh dituang terus dan terus hingga tumpah ke mana-mana sehingga mengenai tangan sang pangeran. Pangeran berteriak marah, "Hai, bodoh sekali! Menuang teh saja tidak becus! Cangkir sudah penuh mengapa masih dituang terus? Air mendidih, lagi!"
Dengan tersenyum sang guru berkata tegas, "Beruntung hanya tangan pengeran yang terkena percikan teh panas. Sebagai seorang pangeran, calon raja dan suri tauladan bagi rakyatnya, tidak sepantasnya berkata tidak sopan seperti itu, lebih-lebih kepada gurunya sehingga sepantasnya mulut pangeranlah yang harus dituang teh panas ini.
Guru sengaja menuang terus cangkir yang telah terisi penuh karena ingin mengajarkan kepada Yang Mulia bahwa cangkir teh diumpamakan sama seperti otak manusia. Bila telah terisi penuh maka tidak mungkin diisi lagi. Karenanya kosongkan dulu cangkirmu, kosongkan pikiranmu, agar bisa diisi hal-hal baru yang positif. Hanya bekal ini yang ingin guru sampaikan. Bila pangeran tidak berkenan, silakan pergi dari sini."
Mendengar perkataan sang gurunya yang tegas, pangeran seketika tertunduk malu. Peristiwa itu menyadarkan pangeran untuk mengubah sikapnya dan menerima pelajaran dari gurunya. Tentu saja perubahan sikap pengeran ini membuat raja sangat bergembira.
Teman-teman yang berbahagia,
Karena status, pendidikan, atau kedudukan, seringkali seseorang merasa lebih tahu, lebih mengerti, dan lebih pintar dari orang lain. Sikap seperti ini membuat pikiran tertutup (atau mental block), sulit menerima hal-hal baru yang diberikan oleh orang lain.
Sikap seperti ini jelas merugikan dirinya sendiri. Jika kita bisa bersikap open mind / membuka pikiran dalam menerima hal-hal baru dan mau menerima kritikan yang diberikan oleh orang lain, maka kita akan dapat memetik banyak keuntungan; seperti bertambahnya wawasan, ide, pengetahuan, pengertian, wisdom, dan lain sebagainya. Pasti semua itu bisa kita manfaatkan untuk mengembangkan dan menciptakan kesuksesan.
Mendengarkan via Audio / Suara:
Salam sukses, luar biasa!
Bukalah Hatimu
Dikisahkan, ada seorang anak muda yang merasa dirinya tidak bahagia. Setiap hari, dari jendela kamarnya dia melihat taman dan pemandangan alam yang sangat indah, orang berlalu lalang, anak-anak bermain dengan gembira. Tetapi fenomena itu tidak membuat hatinya bahagia. Justru dia tidak mengerti, mengapa orang-orang di luar sana bisa tertawa-tawa bersama atau setidaknya menunjukkan wajah yang gembira.
Karena melihat keadaan di sekitarnya, hatinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"
Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.
"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.
"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.
Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.
Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda
dengan ramah.
"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."
"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.
"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"
"Ya Pak, saya mengerti. Terima kasih."
Para pembaca yang budiman,
Merasa senang dan bahagia adalah keadaan hati. Seringkali kita melihat ataupun mendengar banyak orang yang memiliki harta berlimpah tetapi hidup tidak bahagia. Ada pula orang yang hidupnya biasa-biasa saja, tetapi tampak sekali kebahagiaan melingkupinya.
Membuka hati berarti bisa menerima keadaan apapun kita hari ini, namun TETAP berikhtiar mengejar mimpi yang kita harapkan. Mampu menikmati hidup ini secara positifdan bernilai bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.Dengan sikap mental hidup seperti itu, PASTI setiap saat kita bisa menikmati kebahagian secara alami.
Salam sukses luar biasa!!
Karena melihat keadaan di sekitarnya, hatinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"
Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.
"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.
"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.
Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.
Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda
dengan ramah.
"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."
"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.
"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"
"Ya Pak, saya mengerti. Terima kasih."
Para pembaca yang budiman,
Merasa senang dan bahagia adalah keadaan hati. Seringkali kita melihat ataupun mendengar banyak orang yang memiliki harta berlimpah tetapi hidup tidak bahagia. Ada pula orang yang hidupnya biasa-biasa saja, tetapi tampak sekali kebahagiaan melingkupinya.
Membuka hati berarti bisa menerima keadaan apapun kita hari ini, namun TETAP berikhtiar mengejar mimpi yang kita harapkan. Mampu menikmati hidup ini secara positifdan bernilai bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.Dengan sikap mental hidup seperti itu, PASTI setiap saat kita bisa menikmati kebahagian secara alami.
Salam sukses luar biasa!!
Bersyukur dan Bahagia
Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.
Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. "Akh. Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?"
Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian.
"Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.
Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.
Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat."
Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.
Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, "Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini."
"Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?" tanya si pedagang.
"Silakan."
"Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?"
"Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini".
Teman-teman yang luar biasa,
Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson yang meninggal belum lama ini, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya;tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.
Entah seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, yah... setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.
Mari, jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.
Mendengarkan via Audio / Suara :
Salam sukses luar biasa!!!
Jumat, 29 Oktober 2010
Kisah Ma Li dan Zhai Xiao Wei
- Ma Li -
Ma Li adalah seorang balerina profesional, yang sudah membangun karirnya sejak masa kanak-kanak. Ia berasal dari Provinsi Henan, China. Sayangnya, ketika berusia 19 tahun (tahun 1996), ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, lengan kanannya harus diamputasi. Kemudian, kekasihnya pergi meninggalkannya.
Betapa bingung dan kecewanya Ma Li! Ia sempat mengurung diri di rumahnya selama berbulan-bulan. Namun, dukungan orangtua menguatkannya. Perlahan tapi pasti, ia melanjutkan hidupnya. Ia segera belajar melakukan mengurus diri dan rumahnya dengan satu lengan. Beberapa bulan kemudian, dia sudah membuka usaha, dengan mendirikan satu buah toko buku kecil.
Pada tahun 2001, Ma Li kembali ke dunia tari yang dicintainya. Ini hal yang sulit, karena dengan hanya satu lengan, ia kurang bisa menjaga keseimbangan tubuhnya - khususnya ketika melakukan gerakan berputar. Namun Ma Li tidak putus asa. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia bisa menyabet medali emas pada kompetisi tari khusus untuk orang-orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya. Menurut Ma Li, di kompetisi itu, selain mendapatkan prestasi, ia juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang senasib dengannya. Dari situlah, ia mendapatkan dorongan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih besar.
Pada 2002, seorang laki-laki bernama Tao Li jatuh cinta pada Ma Li. Tapi Ma Li meninggalkannya karena khawatir kejadian masa lalu yang menyakitkan terulang kembali.
Tao Li bukan pemuda yang mudah putus asa. Ia mencari Ma Li hingga ke Beijing, tempatnya meniti karir sebagai penari. Ketika bertemu kembali, pasangan ini tidak terpisahkan lagi.
Ma Li dan Tao Li sempat jatuh bangkrut saat virus SARS menyerang China (November 2002 hingga Juli 2003). Sebab, pada masa itu, semua gedung teater/seni ditutup! Namun mereka tetap berjuang dan bangkit kembali.
Setelah serangan virus SARS mereda, Tao Li mendapat izin resmi untuk menjadi agen Ma Li. Sambil berusaha mengembangkan diri dan usaha, kedua insan ini kerja sambilan sebagai pemeran figuran di berbagai lokasi syuting drama. Nah, pada suatu malam bersalju, keduanya pulang larut malam dan harus menghabiskan banyak waktu, untuk menunggu bus yang datang pada pagi hari. Agar tidak terlalu kedinginan, keduanya menari. Pada saat inilah, Tao Li mendapatkan ide untuk menciptakan tarian yang indah dan unik, tarian yang khas Ma Li. Ma Li setuju, dan mulai saat itu mereka mencari seorang penari pria (untuk menjadi pasangan menari Ma li) dan koreografer...
-Zhai Xiao Wei-
Pada umur 4 tahun, Zhai Xiao Wei sedang asyik bermain. Ia lalu mencoba memanjat sebuah traktor, lalu... terjatuh. Karena cedera berat, kaki kirinya harus diamputasi.
Beberapa saat sebelum diamputasi , ayah Xiao Wei kecil bertanya pada putranya: "Apakah kamu takut?"
"Tidak," jawab Xiao Wei. Ia kurang memahami arti amputasi.
"Kamu akan banyak mengalami tantangan dan kesulitan," kata sang ayah.
"Apakah itu tantangan dan kesulitan? Apakah rasanya enak?" tanya Xiao Wei.
Ayahnya mulai menangis. "Ya, rasanya seperti permen kesukaanmu," katanya. "Kamu hanya perlu memakannya satu persatu." Setelah itu, sang ayah berlari keluar ruangan.
Berkat dukungan orangtua dan lingkungannya, Xiao Wei tumbuh menjadi anak yang sangat optimis, periang, dan bersemangat. Kemudian, ia menjadi seorang atlet. Xiao Wei aktif di cabang olahraga lompat tinggi, lompat jauh, renang, menyelam, dan balap sepeda.
-Pertemuan Ma Li dan Zhai Xiao Wei-
Pertemuan itu terjadi pada bulan September 2005. Saat itu, Xiao Wei (21 tahun) sedang berlatih agar bisa tampil di kejuaraan balap sepeda nasional. Ma Li melihatnya dan merasa dialah partner menari yang cocok untuknya.
Ma Li berlari ke arah Xia Wei dan mengajukan berbagai pertanyaan.
"Apakah kamu suka menari?" Itulah pertanyaan pertama Ma Li.
Xiao Wei terkejut sekali. Bagaimana mungkin dia, yang hanya punya satu kaki, melakukan kegiatan seperti menari? Selain itu, Xiao Wei mengira bahwa Ma Li adalah perempuan bertubuh normal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat saat itu Ma Li mengenakan lengan palsu dan pakaian khusus untuk menutupi cacat tubuhnya.
"Siapa namu kamu? Berapa nomor telepon kamu? Tinggal di mana?" begitulah selanjutnya pertanyaan-pertanyaan Ma Li. Xiao Wei diam saja - tidak menjawab sepatah kata pun. Maka, Ma Li memberikan selembar tiket pertunjukan tari kepada pria itu. Tawaran itu diterima.
Dua hari kemudian, Xiao Wei berdiri terpesona di gedung pertunjukan tari. Ia terkesan sekali dengan tarian yang dipersembahkan Ma Li. Akhirnya, ia setuju untuk menari balet bersama. Untuk itu, ia rela pindah ke Beijing untuk berlatih bersama Ma Li.
Selanjutnya, mereka latihan tiap hari, dari jam 8 pagi hingga 11 malam. Mulai dari melatih mimik wajah di depan cermin hingga gerakan-gerakan tari. Keduanya harus melalui masa-masa sulit, karena sebelumnya Xiao Wei tidak pernah menari. Sementara Ma Li sendiri, adalah seorang penari yang perfeksionis. Tahukah Anda, untuk mendapatkan gerakan "jatuh" yang tepat, Ma Li sampai rela dijatuhkan lebih dari 1.000 kali! Pada hari pertama berlatih "jatuh", gerakan benar yang pertama baru bisa dilakukan pada pukul 8 malam...
Apa yang terjadi berikutnya, Anda tentu sudah mengetahuinya! Pada April 2007, mereka menyabet medali perak pada lomba tari "4th CCTV National Dance Competition" (saksikan videonya di AW Inspirational Video). Pasangan Ma Li/ Zhai Xiao Wei menjadi terkenal. Tarian "Hand in Hand" menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apabila mau belajar dan berusaha mengatasi kekurangan yang ada pada diri kita, dan dengan tekun mengembangkan potensi diri, kita semua pasti mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya!
Ma Li adalah seorang balerina profesional, yang sudah membangun karirnya sejak masa kanak-kanak. Ia berasal dari Provinsi Henan, China. Sayangnya, ketika berusia 19 tahun (tahun 1996), ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, lengan kanannya harus diamputasi. Kemudian, kekasihnya pergi meninggalkannya.
Betapa bingung dan kecewanya Ma Li! Ia sempat mengurung diri di rumahnya selama berbulan-bulan. Namun, dukungan orangtua menguatkannya. Perlahan tapi pasti, ia melanjutkan hidupnya. Ia segera belajar melakukan mengurus diri dan rumahnya dengan satu lengan. Beberapa bulan kemudian, dia sudah membuka usaha, dengan mendirikan satu buah toko buku kecil.
Pada tahun 2001, Ma Li kembali ke dunia tari yang dicintainya. Ini hal yang sulit, karena dengan hanya satu lengan, ia kurang bisa menjaga keseimbangan tubuhnya - khususnya ketika melakukan gerakan berputar. Namun Ma Li tidak putus asa. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia bisa menyabet medali emas pada kompetisi tari khusus untuk orang-orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya. Menurut Ma Li, di kompetisi itu, selain mendapatkan prestasi, ia juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang senasib dengannya. Dari situlah, ia mendapatkan dorongan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih besar.
Pada 2002, seorang laki-laki bernama Tao Li jatuh cinta pada Ma Li. Tapi Ma Li meninggalkannya karena khawatir kejadian masa lalu yang menyakitkan terulang kembali.
Tao Li bukan pemuda yang mudah putus asa. Ia mencari Ma Li hingga ke Beijing, tempatnya meniti karir sebagai penari. Ketika bertemu kembali, pasangan ini tidak terpisahkan lagi.
Ma Li dan Tao Li sempat jatuh bangkrut saat virus SARS menyerang China (November 2002 hingga Juli 2003). Sebab, pada masa itu, semua gedung teater/seni ditutup! Namun mereka tetap berjuang dan bangkit kembali.
Setelah serangan virus SARS mereda, Tao Li mendapat izin resmi untuk menjadi agen Ma Li. Sambil berusaha mengembangkan diri dan usaha, kedua insan ini kerja sambilan sebagai pemeran figuran di berbagai lokasi syuting drama. Nah, pada suatu malam bersalju, keduanya pulang larut malam dan harus menghabiskan banyak waktu, untuk menunggu bus yang datang pada pagi hari. Agar tidak terlalu kedinginan, keduanya menari. Pada saat inilah, Tao Li mendapatkan ide untuk menciptakan tarian yang indah dan unik, tarian yang khas Ma Li. Ma Li setuju, dan mulai saat itu mereka mencari seorang penari pria (untuk menjadi pasangan menari Ma li) dan koreografer...
-Zhai Xiao Wei-
Pada umur 4 tahun, Zhai Xiao Wei sedang asyik bermain. Ia lalu mencoba memanjat sebuah traktor, lalu... terjatuh. Karena cedera berat, kaki kirinya harus diamputasi.
Beberapa saat sebelum diamputasi , ayah Xiao Wei kecil bertanya pada putranya: "Apakah kamu takut?"
"Tidak," jawab Xiao Wei. Ia kurang memahami arti amputasi.
"Kamu akan banyak mengalami tantangan dan kesulitan," kata sang ayah.
"Apakah itu tantangan dan kesulitan? Apakah rasanya enak?" tanya Xiao Wei.
Ayahnya mulai menangis. "Ya, rasanya seperti permen kesukaanmu," katanya. "Kamu hanya perlu memakannya satu persatu." Setelah itu, sang ayah berlari keluar ruangan.
Berkat dukungan orangtua dan lingkungannya, Xiao Wei tumbuh menjadi anak yang sangat optimis, periang, dan bersemangat. Kemudian, ia menjadi seorang atlet. Xiao Wei aktif di cabang olahraga lompat tinggi, lompat jauh, renang, menyelam, dan balap sepeda.
-Pertemuan Ma Li dan Zhai Xiao Wei-
Pertemuan itu terjadi pada bulan September 2005. Saat itu, Xiao Wei (21 tahun) sedang berlatih agar bisa tampil di kejuaraan balap sepeda nasional. Ma Li melihatnya dan merasa dialah partner menari yang cocok untuknya.
Ma Li berlari ke arah Xia Wei dan mengajukan berbagai pertanyaan.
"Apakah kamu suka menari?" Itulah pertanyaan pertama Ma Li.
Xiao Wei terkejut sekali. Bagaimana mungkin dia, yang hanya punya satu kaki, melakukan kegiatan seperti menari? Selain itu, Xiao Wei mengira bahwa Ma Li adalah perempuan bertubuh normal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat saat itu Ma Li mengenakan lengan palsu dan pakaian khusus untuk menutupi cacat tubuhnya.
"Siapa namu kamu? Berapa nomor telepon kamu? Tinggal di mana?" begitulah selanjutnya pertanyaan-pertanyaan Ma Li. Xiao Wei diam saja - tidak menjawab sepatah kata pun. Maka, Ma Li memberikan selembar tiket pertunjukan tari kepada pria itu. Tawaran itu diterima.
Dua hari kemudian, Xiao Wei berdiri terpesona di gedung pertunjukan tari. Ia terkesan sekali dengan tarian yang dipersembahkan Ma Li. Akhirnya, ia setuju untuk menari balet bersama. Untuk itu, ia rela pindah ke Beijing untuk berlatih bersama Ma Li.
Selanjutnya, mereka latihan tiap hari, dari jam 8 pagi hingga 11 malam. Mulai dari melatih mimik wajah di depan cermin hingga gerakan-gerakan tari. Keduanya harus melalui masa-masa sulit, karena sebelumnya Xiao Wei tidak pernah menari. Sementara Ma Li sendiri, adalah seorang penari yang perfeksionis. Tahukah Anda, untuk mendapatkan gerakan "jatuh" yang tepat, Ma Li sampai rela dijatuhkan lebih dari 1.000 kali! Pada hari pertama berlatih "jatuh", gerakan benar yang pertama baru bisa dilakukan pada pukul 8 malam...
Apa yang terjadi berikutnya, Anda tentu sudah mengetahuinya! Pada April 2007, mereka menyabet medali perak pada lomba tari "4th CCTV National Dance Competition" (saksikan videonya di AW Inspirational Video). Pasangan Ma Li/ Zhai Xiao Wei menjadi terkenal. Tarian "Hand in Hand" menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apabila mau belajar dan berusaha mengatasi kekurangan yang ada pada diri kita, dan dengan tekun mengembangkan potensi diri, kita semua pasti mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya!
Inspirasi dari Mike Lazaridis, Penemu Blackberry
Mike Lazaridis (48 tahun) adalah seorang pengusaha sukses. Pada saat ini, oleh media cetak dan internet, ia dianggap sebagai salah satu orang paling penting dan berpengaruh bagi masyarakat dunia. Alasannya: ia penemu BlackBerry. Bersama dengan berbagai situs jaringan sosial, BlackBerry mampu mengubah pola/kebiasaan komunikasi masyarakat dunia.
BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (tanpa kabel) yang memiliki kemampuan telepon selular, ditambah fasilitas e-mail, SMS, faksimili, penjelajah internet, kamera, dan lainnya.
BlackBerry - berbekal sistem dan teknologi servernya yang unik - selalu bisa terhubung dengan internet. Jadi, dengan BlackBerrry, Anda bisa berkomunikasi sekaligus menerima/mengirim data dengan mudah...di mana saja!
**
Lazaridis adalah penduduk Waterloo, Kanada. Namun dia lahir di Istanbul, Turki. Lalu, kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Umur 12 tahun, Lazaridis mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minatnya terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara, dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang dianggapnya sebagai motivator paling baik. Guru-gurunya di sana jugalah, yang memimpikan bergabungnya fungsi perangkat elektronik (seperti telepon genggam), komputer, dan wireless.
Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer. Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.
**
Hal yang patut kita tiru, biarpun sudah sukses, Lazaridis tetap rendah hati dan tidak cepat puas. Ia tetap banyak belajar dan selalu melakukan riset. Maka tidak heran, ia tidak "hanya" menjadi seorang ahli teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia! Luar biasa!
BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (tanpa kabel) yang memiliki kemampuan telepon selular, ditambah fasilitas e-mail, SMS, faksimili, penjelajah internet, kamera, dan lainnya.
BlackBerry - berbekal sistem dan teknologi servernya yang unik - selalu bisa terhubung dengan internet. Jadi, dengan BlackBerrry, Anda bisa berkomunikasi sekaligus menerima/mengirim data dengan mudah...di mana saja!
**
Lazaridis adalah penduduk Waterloo, Kanada. Namun dia lahir di Istanbul, Turki. Lalu, kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Umur 12 tahun, Lazaridis mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minatnya terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara, dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang dianggapnya sebagai motivator paling baik. Guru-gurunya di sana jugalah, yang memimpikan bergabungnya fungsi perangkat elektronik (seperti telepon genggam), komputer, dan wireless.
Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer. Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.
**
Hal yang patut kita tiru, biarpun sudah sukses, Lazaridis tetap rendah hati dan tidak cepat puas. Ia tetap banyak belajar dan selalu melakukan riset. Maka tidak heran, ia tidak "hanya" menjadi seorang ahli teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia! Luar biasa!
Rabu, 27 Oktober 2010
Kisah Wortel, Telur, dan Kopi
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”
Eleanor Simmonds, Anak yang Luar Biasa
Eleanor Simmonds atau Ellie adalah seorang anak Inggris. Ia mengidap penyakit achondroplasia. Akibatnya, tubuhnya tidak bisa berkembang dengan normal. Saat ini, pada usia 14 tahun, tinggi badannya hanya 1,23 meter, dengan berat badan 43 kilogram.
Namun, janganlah memandang remeh dirinya. Ia sangat berbakat, percaya diri, dan prestasinya LUAR BIASA! Ialah wakil termuda Inggris Raya untuk Paralimpik 2008 di Beijing, China. Paralimpik adalah kejuaraan olahraga khusus untuk orang yang cacat fisik dan penglihatan.
Ellie berlaga di lima nomor perorangan cabang olahraga renang. Berbekal impian meraih medali Paralimpik, ia harus bertanding dengan orang-orang dewasa yang usianya jauh di atasnya. Hasilnya? Ellie sukses meraih dua medali emas di nomor gaya bebas 100 meter dan 400 meter!
Bahkan, pada nomor 400 meter, Ellie berhasil mengalahkan Nyree Lewis (28 tahun) - senior sekaligus sumber inspirasinya. Karena Nyree-lah, Ellie tertarik menjadi atlet renang.
Prestasi Ellie terdengar sampai telinga Ratu Inggris Elizabeth II. Ratu berkenan memberinya penghargaan "Member of the Order of the British Empire" (MBE). MBE adalah gelar untuk kelas terbawah dalam susunan bangsawan Kerajaan Inggris Raya. Penghargaan atau gelar ini diberikan untuk warga Inggris Raya yang bisa mengharumkan nama negerinya.
Ellie menerima medali ini langsung dari tangan Ratu Elizabeth II pada Rabu, 18 Februari 2009. Betapa bangganya, Ellie! Apalagi ia menjadi orang termuda sepanjang sejarah, yang dianugerahi penghargaan MBE.
Prestasi dan penghargaan tentu membuat kehidupan Ellie dan keluarganya menjadi lebih baik.
Puaskah Ellie? Tidak! Dua pekan setelah mengukir prestasi gemilang di Beijing, dia sudah sibuk belajar di sekolah dan tentu saja, latihan renang.
"Saya latihan pagi dua jam sebelum berangkat sekolah dan dua jam lagi sepulang sekolah," ujar Ellie. "Liburnya hari Minggu saja. Saat itu saya memulihkan kondisi dan bermain dengan teman-teman." Sekadar tahu, Ellie memang sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia mulai latihan renang sejak usia 5 tahun dan ikut lomba sejak usia 10 tahun. Baginya, renang sangat menyenangkan. Dari olahraga air inilah, semangat hidupnya membara.
Apa target besar dan menantang berikutnya? Ellie ingin menambah prestasinya di Paralimpik 2012, yang akan diadakan di London, Inggris. Ia ingin mendapat medali emas di semua nomor! "Keluarga dan teman-teman, yang tahun lalu tidak bisa datang ke Beijing, akan bisa mendukung impian saya secara langsung!
Kita lihat saja, prestasi selanjutnya dari Eleanor Simmonds.
Namun, janganlah memandang remeh dirinya. Ia sangat berbakat, percaya diri, dan prestasinya LUAR BIASA! Ialah wakil termuda Inggris Raya untuk Paralimpik 2008 di Beijing, China. Paralimpik adalah kejuaraan olahraga khusus untuk orang yang cacat fisik dan penglihatan.
Ellie berlaga di lima nomor perorangan cabang olahraga renang. Berbekal impian meraih medali Paralimpik, ia harus bertanding dengan orang-orang dewasa yang usianya jauh di atasnya. Hasilnya? Ellie sukses meraih dua medali emas di nomor gaya bebas 100 meter dan 400 meter!
Bahkan, pada nomor 400 meter, Ellie berhasil mengalahkan Nyree Lewis (28 tahun) - senior sekaligus sumber inspirasinya. Karena Nyree-lah, Ellie tertarik menjadi atlet renang.
Prestasi Ellie terdengar sampai telinga Ratu Inggris Elizabeth II. Ratu berkenan memberinya penghargaan "Member of the Order of the British Empire" (MBE). MBE adalah gelar untuk kelas terbawah dalam susunan bangsawan Kerajaan Inggris Raya. Penghargaan atau gelar ini diberikan untuk warga Inggris Raya yang bisa mengharumkan nama negerinya.
Ellie menerima medali ini langsung dari tangan Ratu Elizabeth II pada Rabu, 18 Februari 2009. Betapa bangganya, Ellie! Apalagi ia menjadi orang termuda sepanjang sejarah, yang dianugerahi penghargaan MBE.
Prestasi dan penghargaan tentu membuat kehidupan Ellie dan keluarganya menjadi lebih baik.
Puaskah Ellie? Tidak! Dua pekan setelah mengukir prestasi gemilang di Beijing, dia sudah sibuk belajar di sekolah dan tentu saja, latihan renang.
"Saya latihan pagi dua jam sebelum berangkat sekolah dan dua jam lagi sepulang sekolah," ujar Ellie. "Liburnya hari Minggu saja. Saat itu saya memulihkan kondisi dan bermain dengan teman-teman." Sekadar tahu, Ellie memang sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia mulai latihan renang sejak usia 5 tahun dan ikut lomba sejak usia 10 tahun. Baginya, renang sangat menyenangkan. Dari olahraga air inilah, semangat hidupnya membara.
Apa target besar dan menantang berikutnya? Ellie ingin menambah prestasinya di Paralimpik 2012, yang akan diadakan di London, Inggris. Ia ingin mendapat medali emas di semua nomor! "Keluarga dan teman-teman, yang tahun lalu tidak bisa datang ke Beijing, akan bisa mendukung impian saya secara langsung!
Kita lihat saja, prestasi selanjutnya dari Eleanor Simmonds.
Selasa, 26 Oktober 2010
Penemuan Teknologi yang Tidak Disengaja
Manusia bisa merencanakan, tapi Tuhan yang menentukan. Demikian pepatah yang sering kita dengar, yang menunjukkan bahwa perencanaan manusia bisa saja berbeda dengan rencana Tuhan sehingga sering terjadi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kehendak kita.
Tapi penemuan-penemuan berikut ini, terjadi secara tidak disengaja dan bukan merupakan tujuan sebenarnya dari si penemu. Sebuah “blessing in disguise” atau rahmat Tuhan yang tersembunyi dalam sebuah kejadian yang tidak dikehendaki, itulah kira-kira ungkapan yang tepat untuk penemuan-penemuan berguna yang hingga hari ini masih kita rasakan manfaatnya.
Sebuah pelajaran bagi kita bahwa hal-hal buruk dalam hidup kita dan tidak diharapkan tidak selalu membawa kejelekan, tapi sering kali memberikan kebaikan asalkan kita tetap berpikiran positif dan jeli melihat peluang lain di balik sebuah musibah. Karena kita tidak pernah mengetahui bagaimana “tangan-tangan” Tuhan bekerja membantu kita.
Setelah Fleming meneliti kembali dan mendapatkan bahwa jamur bisa menghambat pertumbuhan bakteri, dia kemudian menerbitkan penemuannya tersebut namun tidak banyak mendapat perhatian. Kemudian di tahun 1945 setelah riset lebih lanjut dilakukan oleh beberapa para ilmuwan lain, maka baru diyakini bahwa penisilin bisa dihasilkan dalam skala industri, sehingga hal ini memberi jalan untuk pengobatan infeksi atau peradangan oleh bakteri hingga saat ini.
Ketika sedang berdiri di dekat sebuah magnetron yang sedang hidup, Spencer mendapati bahwa batang coklat di sakunya meleleh. Pikirannya yang tajam segera mengerti bahwa itu adalah akibat gelombang mikro. Kemudian dia mencobanya terhadap biji jagung brondong, lalu pada sebutir telur hingga meledak.
Oven Microwave pertama beratnya sekitar 340 kg dengan ukuran sebesar sebuah kulkas.
Di awal 1904, es krim disajikan di atas sebuah piring. Sampai suatu ketika di World’s Fair pada tahun itu, di Saint Louis, Missouri, dua bahan makanan yang kelihatannya tidak berhubungan dengan tak terelakkan tersambung bersama-sama.
Pada saat udara sangat panas di World’s Fair 1904, depot eskrim menjual eskrim dengan cepat sampai-sampai kehabisan piring-piring. Depot di sebelahnya tidak seberuntung penjual es krim, yaitu penjual Zalabia – sejenis wafel wafer tipis dari Persia – dan pemilik depot mengusulkan sebuah ide untuk menggulung zalabianya menjadi kerucut dan meletakkan sebongkah es krim di atasnya.
Demikianlah kerucut es krim dilahirkan – dan hingga kini kita masih menemukan es krim dengan kerucutnya, semodern apa pun pembuatan es krim itu.
Harapan Perignon sesungguhnya untuk memenuhi pilihan pejabat Prancis berupa anggur putih. Karena buah anggur yang hitam lebih mudah untuk berkembang di daerah Champagne, ia menemukan suatu cara menekan keluar sari buah putih dari anggur hitam. Tetapi karena iklim di Champagne relatif dingin, anggur itu akhirnya mengalami fermentasi setelah dua musim, sampai tahun kedua di dalam botol.
Hasilnya adalah anggur yang dipenuhi gelembung-gelembung gas karbon dioksida yang oleh Perignon dicoba untuk dibersihkan tetapi gagal. Untungnya, anggur baru itu akhirnya menjadi pilihan utama di kalangan aristokrat, baik pejabat-pejabat di Perancis maupun Inggris.
Empat tahun kemudian, Arthur Fry, seorang rekan kerja Silver di 3M dan anggota paduan suara di gerejanya, terganggu oleh kenyataan bahwa kertas kecil yang diselipkan di buku lagu rohaninya sebagai tanda batas halaman selalu terjatuh ketika buku tersebut dibuka.
Dia kemudian meminta bantuan kepada Spencer Silver untuk mempergunakan hasil temuannya, yakni lem perekat yang lemah itu sebagai penanda batas halaman bukunya. Penanda berupa kertas tempel berperekat temuan Spencder Silver bekerja dengan sempurna, dan dia kemudian menjual ide itu kepada 3M. Pemasaran percobaan dimulai tahun 1977, hingga post-it dikenal di seluruh dunia sekarang ini.
Setelah dikembalikan beberapa piring dan lalu lebih menipiskan potongan kentangnya, kepala tukang masak George Crum memutuskan untuk menggoreng irisan kentang yang tipis tersebut di dalam minyak goreng yang banyak, maka jadilah keripik kentang seperti sekarang ini.
Vanderbilt pada awalnya memprotes usaha si kepala tukang masak, katanya gorengan itu terlalu tipis untuk ditusuk dengan garpu, tetapi setelah beberapa percobaan, keripik kentang itu kemudian menjadi kesukaan, dan segera semua orang di dalam rumah makan tersebut memesannya. Sehingga pada daftar menu dicantumkan “Saratoga Chips”, yang kemudian terkenal ke seluruh dunia.
Setelah beberapa prototipe, slinky akhirnya siap untuk diperkenalkan di toko mainan di tahun 1948, yang lalu menjadi salah satu ikon mainan paling populer sepanjang masa.
Istri James, Betty, adalah orang yang mengusulkan nama “Slinky”, dan sebagai CEO dari perusahaan sejak 1960. Lebih dari 250 juta Slinky telah dijual di seluruh dunia, dan bahkan Slinky digunakan sebagai antena radio bergerak selama perang Vietnam.
Sirkuit berdenyut, lalu diam, lalu berdenyut lagi, mendorong Greatbatch untuk membandingkan reaksi ini dengan jantung manusia dan menggunakannya pada sebagai alat pacu jantung pertama di dunia yang bisa diimplan atau ditanamkan ke dalam tubuh manusia.
Sebelum versi yang bisa diimplan digunakan pada manusia setelah tahun 1960, alat pacu jantung telah didasarkan pada model eksternal yang ditemukan oleh Paul Zoll tahun 1952. Alat ini berukuran sebuah televisi dan membagikan kejutan-kejutan listrik yang disesuaikan ke dalam tubuh pasien, yang sering kali menyebabkan kulit terbakar. Greatbatch juga mengembangkan penemuannya dengan menggunakan sel baterai iodid litium untuk menggerakkan alat pacu jantungnya.
Sementara dia sedang bekerja dengan bahan kimia cyanoacrylates, seketika setelah bahan polymerized terkontak dengan embun menjadikan semua bahan-bahan kimia dalam percobaan terikat bersama-sama. Bagi Coover percobaannya gagal, dan riset berjalan terus.
Enam tahun kemudian, Coover bekerja di sebuah pabrik kimia di Tennessee dan merealisasikan potensi dari sebuah substansi ketika mereka sedang menguji hambatan panas dari cyanoacrylates, diketahui sebelumnya bahwa lem-lem tidak memerlukan panas maupun tekanan untuk membentuk ikatan yang kuat.
Jadi, setelah suatu jumlah yang tertentu dari perbaikan komersil, Superglue atau “Alcohol-Catalyzed Cyanoacrylate Adhesive Composition” (komposisi lem dari bahan Cyanoacrylate yang dikatalisasi dengan alkohol) dilahirkan.
Lem itulah yang digunakan kemudian untuk menangani prajurit yang terluka di perang Vietnam – lem itu bisa disemprotkan di luka terbuka, membendung pendarahan dan memudahkan pengangkutan para prajurit. Lem ini telah banyak menyelamatkan nyawa korban-korban luka oleh senjata api.
Penemuan Fahlberg bermula ketika dia lupa mencuci kedua tangannya sebelum makan siang, yang mana sebelumnya telah ditumpahi sejenis bahan kimia di laboratoriumnya. Bahan kimia itulah kemudian menyebabkan roti yang dimakannya menjadi berasa manis yang aneh.
Dalam tahun 1880, kedua ilmuwan bersama-sama menerbitkan penemuan, tapi tahun 1884, Fahlberg memperoleh hak paten dan mulai memproduksi secara masal bahan sakarin tanpa Remsen.
Pemakaian sakarin tidak akan meluas kalau tidak karena pemakaian gula dibatasi selama Perang Dunia I, dan ketenarannya meningkat selama tahun 1960-an sampai 1970-an karena dipergunakan oleh pabrik Sweet’N Low dan minuman-minuman ringan (soft drinks) untuk diet.
Tiga ratus tahun kemudian Charles Goodyear mendirikan perusahaannya dan berusaha keras untuk menjadikannya bahan berguna. Sebelumnya selama tujuh tahun, ia mencoba mengolah bahan karet dengan magnesium oksida, tepung perunggu, asam nitrat dan kapur perekat, namun tetap tanpa hasil.
Lalu, di suatu hari yang penuh keberuntungan di tahun 1839, ia membersihkan kedua tangannya dari lumuran bubuk, yang terdiri atas campuran karet dan belerang. Bubuk itu terjatuh dan masuk ke dalam sebuah tungku di atas api.
Ketika karet meleleh, ternyata bereaksi dengan bahan belerangnya. Inilah pertama kali karet vulkanisir atau ban karet tercipta, dan hingga kini anda bisa tertidur dengan nyenyak di dalam sebuah mobil karena ketidaksengajaan ini.
Segera, ia menyebut sinar yahg bisa menembus itu dengan nama x-ray atau kita kenal juga dengan sinar rontgen – seperti namanya. Dewasa ini, alat tersebut sudah menjadi alat standar kesehatan di rumah-rumah sakit.
Tapi penemuan-penemuan berikut ini, terjadi secara tidak disengaja dan bukan merupakan tujuan sebenarnya dari si penemu. Sebuah “blessing in disguise” atau rahmat Tuhan yang tersembunyi dalam sebuah kejadian yang tidak dikehendaki, itulah kira-kira ungkapan yang tepat untuk penemuan-penemuan berguna yang hingga hari ini masih kita rasakan manfaatnya.
Sebuah pelajaran bagi kita bahwa hal-hal buruk dalam hidup kita dan tidak diharapkan tidak selalu membawa kejelekan, tapi sering kali memberikan kebaikan asalkan kita tetap berpikiran positif dan jeli melihat peluang lain di balik sebuah musibah. Karena kita tidak pernah mengetahui bagaimana “tangan-tangan” Tuhan bekerja membantu kita.
1. Penisilin
Anda mungkin sudah mengenal Alexander Fleming, ilmuwan Skotlandia yang mengadakan penelitian terhadap bakteri yang dilemahkan, yang disebut staphylococci atau stafilokokus. Kejadian yang sebenarnya adalah ketika dia kembali dari liburan dalam 1928, ia menemukan salah satu cawan percobaannya telah ditumbuhi jamur, sehingga membuatnya kesal dan melemparkannya. Pada waktu itu ia belum menyadari bahwa kemudian bakteri stafilokokus tidak mampu hidup di lingkungan yang ditumbuhi jamur fungal.Setelah Fleming meneliti kembali dan mendapatkan bahwa jamur bisa menghambat pertumbuhan bakteri, dia kemudian menerbitkan penemuannya tersebut namun tidak banyak mendapat perhatian. Kemudian di tahun 1945 setelah riset lebih lanjut dilakukan oleh beberapa para ilmuwan lain, maka baru diyakini bahwa penisilin bisa dihasilkan dalam skala industri, sehingga hal ini memberi jalan untuk pengobatan infeksi atau peradangan oleh bakteri hingga saat ini.
2. Oven Microwave
Dalam tahun 1945 Percy Lebaron Spencer, seorang insinyur dan pencipta Amerika, sibuk bekerja di pabrik magnetron, alat yang digunakan untuk menghasilkan sinyal radio gelombang mikro yang merupakan bentuk awal dari radar. Radar adalah sebuah inovasi luar biasa penting di masa perang, tetapi penggunaan gelombang mikro untuk memasak makanan adalah ketidaksengajaan.Ketika sedang berdiri di dekat sebuah magnetron yang sedang hidup, Spencer mendapati bahwa batang coklat di sakunya meleleh. Pikirannya yang tajam segera mengerti bahwa itu adalah akibat gelombang mikro. Kemudian dia mencobanya terhadap biji jagung brondong, lalu pada sebutir telur hingga meledak.
Oven Microwave pertama beratnya sekitar 340 kg dengan ukuran sebesar sebuah kulkas.
3. Kerucut Es krim
Kisah ini adalah suatu contoh yang sempurna dari penemuan yang tidak disengaja, dan sebuah kesempatan pertemuan langka yang memberi dampak ke seluruh dunia. Dan merupakan sebuah pertemuan yang manis.Di awal 1904, es krim disajikan di atas sebuah piring. Sampai suatu ketika di World’s Fair pada tahun itu, di Saint Louis, Missouri, dua bahan makanan yang kelihatannya tidak berhubungan dengan tak terelakkan tersambung bersama-sama.
Pada saat udara sangat panas di World’s Fair 1904, depot eskrim menjual eskrim dengan cepat sampai-sampai kehabisan piring-piring. Depot di sebelahnya tidak seberuntung penjual es krim, yaitu penjual Zalabia – sejenis wafel wafer tipis dari Persia – dan pemilik depot mengusulkan sebuah ide untuk menggulung zalabianya menjadi kerucut dan meletakkan sebongkah es krim di atasnya.
Demikianlah kerucut es krim dilahirkan – dan hingga kini kita masih menemukan es krim dengan kerucutnya, semodern apa pun pembuatan es krim itu.
4. Sampanye
Menurut banyak orang Dom Pierre Perignon dihormati sebagai penemu sampanye. Walaupun sebenarnya biarawan Benedictine abad ke-17 itu tidak bermaksud demikian, yakni membuat anggur dengan gelembung-gelembung udara di dalamnya -karena pada kenyataanya dia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berusaha mencegah hal itu terjadi. Anggur yang penuh dengan gelembung udara dianggap sebagai tanda proses pembuatan anggur yang jelek.Harapan Perignon sesungguhnya untuk memenuhi pilihan pejabat Prancis berupa anggur putih. Karena buah anggur yang hitam lebih mudah untuk berkembang di daerah Champagne, ia menemukan suatu cara menekan keluar sari buah putih dari anggur hitam. Tetapi karena iklim di Champagne relatif dingin, anggur itu akhirnya mengalami fermentasi setelah dua musim, sampai tahun kedua di dalam botol.
Hasilnya adalah anggur yang dipenuhi gelembung-gelembung gas karbon dioksida yang oleh Perignon dicoba untuk dibersihkan tetapi gagal. Untungnya, anggur baru itu akhirnya menjadi pilihan utama di kalangan aristokrat, baik pejabat-pejabat di Perancis maupun Inggris.
5. Kertas catatan Post-It
Penemuan kertas catatan Post-It yang sederhana adalah sebuah kolaborasi yang kebetulan antara ilmu pengetahuan yang payah dengan seorang jemaat gereja yang putus asa. Pada tahun 1970, Spencer Silver, seorang peneliti perusahaan besar Amerika 3M, tadinya berusaha untuk merumuskan sejenis lem perekat yang kuat, tetapi berakhir pada penciptaan sebuah lem yang sangat lemah yang bisa dilepaskan dengan mudah. Ia mengenalkan penemuannya di 3M, tetapi tidak ada orang yang peduli.Empat tahun kemudian, Arthur Fry, seorang rekan kerja Silver di 3M dan anggota paduan suara di gerejanya, terganggu oleh kenyataan bahwa kertas kecil yang diselipkan di buku lagu rohaninya sebagai tanda batas halaman selalu terjatuh ketika buku tersebut dibuka.
Dia kemudian meminta bantuan kepada Spencer Silver untuk mempergunakan hasil temuannya, yakni lem perekat yang lemah itu sebagai penanda batas halaman bukunya. Penanda berupa kertas tempel berperekat temuan Spencder Silver bekerja dengan sempurna, dan dia kemudian menjual ide itu kepada 3M. Pemasaran percobaan dimulai tahun 1977, hingga post-it dikenal di seluruh dunia sekarang ini.
6. Keripik kentang
Tahun 1853, di sebuah rumah makan di Saratoga, New York, seseorang yang sedang makan malam, Cornelius Vanderbilt, terlihat cerewet sekali karena berulang kali yang menolak memakan gorengan yang dipesannya. Dia mengeluh gorengan itu terlalu tebal dan terlalu basah.Setelah dikembalikan beberapa piring dan lalu lebih menipiskan potongan kentangnya, kepala tukang masak George Crum memutuskan untuk menggoreng irisan kentang yang tipis tersebut di dalam minyak goreng yang banyak, maka jadilah keripik kentang seperti sekarang ini.
Vanderbilt pada awalnya memprotes usaha si kepala tukang masak, katanya gorengan itu terlalu tipis untuk ditusuk dengan garpu, tetapi setelah beberapa percobaan, keripik kentang itu kemudian menjadi kesukaan, dan segera semua orang di dalam rumah makan tersebut memesannya. Sehingga pada daftar menu dicantumkan “Saratoga Chips”, yang kemudian terkenal ke seluruh dunia.
7. Slinky
Anda pasti mengetahui mainan yang satu ini, yaitu segulungan kawat berwarna-warni berbentuk per yang berbunyi gemerincing ketika digoyang-goyangkan. Aslinya mainan ini hanyalah sebuah hiasan di sebuah meja tulis seorang ahli mekanik, Richard James, yang suatu waktu di tahun 1940 yang ketika musim semi tiba, tersandung dan terguling ke seberang lantai setelah menginjak benda tersebut sehingga harus berbaring sakit.Setelah beberapa prototipe, slinky akhirnya siap untuk diperkenalkan di toko mainan di tahun 1948, yang lalu menjadi salah satu ikon mainan paling populer sepanjang masa.
Istri James, Betty, adalah orang yang mengusulkan nama “Slinky”, dan sebagai CEO dari perusahaan sejak 1960. Lebih dari 250 juta Slinky telah dijual di seluruh dunia, dan bahkan Slinky digunakan sebagai antena radio bergerak selama perang Vietnam.
8. Alat pacu jantung
Seperti penisilin, ini adalah penemuan tidak disengaja lain yang telah menyelamatkan hidup banyak orang hingga hari ini. Seorang insinyur Amerika, Wilson Greatbatch, sedang bekerja dengan sebuah peralatan yang merekam denyut jantung tidak beraturan, ketika ia menyisipkan sebuah tipe resistor yang keliru ke dalam penemuannya.Sirkuit berdenyut, lalu diam, lalu berdenyut lagi, mendorong Greatbatch untuk membandingkan reaksi ini dengan jantung manusia dan menggunakannya pada sebagai alat pacu jantung pertama di dunia yang bisa diimplan atau ditanamkan ke dalam tubuh manusia.
Sebelum versi yang bisa diimplan digunakan pada manusia setelah tahun 1960, alat pacu jantung telah didasarkan pada model eksternal yang ditemukan oleh Paul Zoll tahun 1952. Alat ini berukuran sebuah televisi dan membagikan kejutan-kejutan listrik yang disesuaikan ke dalam tubuh pasien, yang sering kali menyebabkan kulit terbakar. Greatbatch juga mengembangkan penemuannya dengan menggunakan sel baterai iodid litium untuk menggerakkan alat pacu jantungnya.
9. Lem super kuat (Superglue)
Bahan lebih lengket. Yang satu ini terkenal karena berdaya perekat tinggi, tidak seperti Post-It Notes di atas. Lem super kuat tercipta pada tahun 1942 ketika Dr. Harry Coover sedang berusaha untuk mengisolasikan sebuah bahan plastik yang bersih untuk membuat gagang senjata api.Sementara dia sedang bekerja dengan bahan kimia cyanoacrylates, seketika setelah bahan polymerized terkontak dengan embun menjadikan semua bahan-bahan kimia dalam percobaan terikat bersama-sama. Bagi Coover percobaannya gagal, dan riset berjalan terus.
Enam tahun kemudian, Coover bekerja di sebuah pabrik kimia di Tennessee dan merealisasikan potensi dari sebuah substansi ketika mereka sedang menguji hambatan panas dari cyanoacrylates, diketahui sebelumnya bahwa lem-lem tidak memerlukan panas maupun tekanan untuk membentuk ikatan yang kuat.
Jadi, setelah suatu jumlah yang tertentu dari perbaikan komersil, Superglue atau “Alcohol-Catalyzed Cyanoacrylate Adhesive Composition” (komposisi lem dari bahan Cyanoacrylate yang dikatalisasi dengan alkohol) dilahirkan.
Lem itulah yang digunakan kemudian untuk menangani prajurit yang terluka di perang Vietnam – lem itu bisa disemprotkan di luka terbuka, membendung pendarahan dan memudahkan pengangkutan para prajurit. Lem ini telah banyak menyelamatkan nyawa korban-korban luka oleh senjata api.
10. Sakarin
Sakarin, pemanis buatan yang paling tua, tanpa sengaja ditemukan di tahun 1879 oleh seorang peneliti bernama Constantine Fahlberg, seseorang yang dulu pernah bekerja pada Johns Hopkins University di dalam laboratorium profesor Ira Remsen.Penemuan Fahlberg bermula ketika dia lupa mencuci kedua tangannya sebelum makan siang, yang mana sebelumnya telah ditumpahi sejenis bahan kimia di laboratoriumnya. Bahan kimia itulah kemudian menyebabkan roti yang dimakannya menjadi berasa manis yang aneh.
Dalam tahun 1880, kedua ilmuwan bersama-sama menerbitkan penemuan, tapi tahun 1884, Fahlberg memperoleh hak paten dan mulai memproduksi secara masal bahan sakarin tanpa Remsen.
Pemakaian sakarin tidak akan meluas kalau tidak karena pemakaian gula dibatasi selama Perang Dunia I, dan ketenarannya meningkat selama tahun 1960-an sampai 1970-an karena dipergunakan oleh pabrik Sweet’N Low dan minuman-minuman ringan (soft drinks) untuk diet.
11. Karet vulkanisir (ban karet)
Christopher Columbus, penemu benua Amerika, adalah orang yang pertama kali memperkenalkan bola karet dari Hindia Barat ke Eropa. Bahan karet memang bagus tetapi bahan tersebut berbau busuk yang sangit, mengeras saat dingin dan terlalu lengket ketika hangat dan nampak tidak bisa dipergunakan untuk tujuan-tujuan praktis.Tiga ratus tahun kemudian Charles Goodyear mendirikan perusahaannya dan berusaha keras untuk menjadikannya bahan berguna. Sebelumnya selama tujuh tahun, ia mencoba mengolah bahan karet dengan magnesium oksida, tepung perunggu, asam nitrat dan kapur perekat, namun tetap tanpa hasil.
Lalu, di suatu hari yang penuh keberuntungan di tahun 1839, ia membersihkan kedua tangannya dari lumuran bubuk, yang terdiri atas campuran karet dan belerang. Bubuk itu terjatuh dan masuk ke dalam sebuah tungku di atas api.
Ketika karet meleleh, ternyata bereaksi dengan bahan belerangnya. Inilah pertama kali karet vulkanisir atau ban karet tercipta, dan hingga kini anda bisa tertidur dengan nyenyak di dalam sebuah mobil karena ketidaksengajaan ini.
12. Mesin Sinar X
Dalam tahun 1895, ahli ilmu fisika Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen, sedang berusaha menemukan cara agar bisa melihat sinar katode keluar dari sebuah tabung kaca yang sepenuhnya tertutup oleh sebuah kertas karton hitam. Dia menyadari hal itu mustahil tetapi dia menemukan sesuatu yang lebih menarik mengenai hal itu Dia mencoba meletakkan berbagai benda di depan alat itu, tetapi yang mengejutkannya adalah ia melihat tulang-tulang di dalam tangannya sendiri, kemudian, hasil itu diproyeksikan ke dinding. Rontgen sadar bahwa sinar itu bisa menembus benda-benda padat juga.Segera, ia menyebut sinar yahg bisa menembus itu dengan nama x-ray atau kita kenal juga dengan sinar rontgen – seperti namanya. Dewasa ini, alat tersebut sudah menjadi alat standar kesehatan di rumah-rumah sakit.
Martha Tilaar = Membangun Istana Kecantikan dari Garasi
Jangan pernah meremehkan sebuah panggilan hati, meski itu bertentangan dengan apa yang menjadi sikap keseharian kita! Itulah yang terjadi pada sosok Martha Tilaar. Barangkali, melihat kiprah perempuan yang masih terlihat segar di usia yang tak lagi muda ini pasti kita membayangkan masa mudanya tak bakal jauh dari urusan seputar kecantikan? Pastilah ia berhubungan erat dengan keelokan, keanggunan, dan kemolekan ala kraton Jawa yang terbentuk baik dari sikap maupun penampilan.
Ternyata, masa muda perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini jauh dari kesan cantik dan anggun. Malah, ia tumbuh jadi gadis tomboy, lincah, bahkan bandel. Ia sangat tidak suka merawat diri jika dibandingan dengan saudara-saudaranya. Bayangkan, hobinya main layang-layang dan berenang di sungai! Karena itu, kulitnya jauh dari kesan mulus dan bahkan rambutnya pun memerah. Ibunda Martha muda sering menegur dirinya agar berpenampilan layaknya seorang perempuan.
Masa remajanya, Martha mengambil kuliah jurusan sejarah di IKIP Negeri Jakarta. Sejak lulus tahun 1962, ia kemudian mengajar sejarah. Profesinya sebagai guru membuat dirinya makin sering diperingatkan sang bunda untuk berpenampilan lebih layak di depan murid-murid. Akhirnya, ia lantas dipaksa untuk ikut les kecantikan. Konon, diantar sang ibu ia belajar tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Rupanya, di sinilah jiwa perempuan Martha terpanggil. Entah siapa yang memengaruhi, atau entah itu merupakan panggilan hati, Martha mulai jatuh cinta dengan dunia kecantikan.
Maka, saat sebuah kesempatan menghampirinya, Martha pun menyempatkan diri belajar kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Saat itu, ia mengikuti tugas belajar suaminya ke Amerika. Dari hasil pendidikannya, ia kemudian membuka praktik salon. Ia terjun ke lapangan sendirian untuk mempromosikan usahanya. Mulai dari masuk kampus-kampus, hingga mendatangi ibu-ibu yang ikut suami tugas di sana. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, "Avon Calling!"
Dari sini, jiwa wirausahanya terus bergolak. Maka, sekembalinya ke Indonesia, ia pun memutuskan membuka salon. Karena belum mempunyai rumah sendiri, garasi rumah orangtuanya jadi laboratorium usaha yang ia beri nama "Martha Salon". Di sebuah ruangan berukuran 6x4 meter daerah Menteng Jakarta itu, tepat pada tanggal 3 Januari 1970, menjadi hari bersejarah penentu arah hidup Martha Tilaar. Di sana, ia mulai membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam dengan nama Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan "Sarinya Wong Ayu".
Dari garasi itulah, perjalanan bisnis Martha Tilaar teruji dengan berbagai hal. Meski produknya mulai diterima oleh banyak orang, ia sempat ditolak saat hendak menyewa beberapa mal dan plaza terkemuka di Jakarta. Produknya dianggap tidak memiliki image berkelas.
Martha Tilaar lantas menjawab tantangan tersebut dengan mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar pada kisaran Mei 1995. Tepatnya di daerah Kuningan Jakarta Selatan, ia membuat gerai jamu dan kosmetika Sariayu. Berkat perjuangannya, gerai tersebut mampu berkembang dan bahkan punya cabang di kota-kota besar lain di Indonesia. Usaha yang kini dinamai Martha Tilaar Group berkembang dengan sekitar 11 anak perusahaan dan mampu mempekerjakan setidaknya 6000-an orang.
Kini, dengan kesuksesannya, ia mendirikan Yayasan Martha Tilaar untuk mendidik kaum perempuan tentang kecantikan. Yayasan ini bertujuan mendidik kaum perempuan agar mempunyai keterampilan tentang kecantikan hingga bisa jadi modal saat terjadi krisis seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kisah perjuangan Martha Tilaar dari nol hingga menjadi sukses luar biasa patut diteladani oleh siapa saja. Kekuatan tekad untuk mendobrak tantangan yang ada adalah inspirasi bahwa siapapun yang mau berusaha dan berjuang, pasti akan menemukan jalan keberhasilan.
Ternyata, masa muda perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini jauh dari kesan cantik dan anggun. Malah, ia tumbuh jadi gadis tomboy, lincah, bahkan bandel. Ia sangat tidak suka merawat diri jika dibandingan dengan saudara-saudaranya. Bayangkan, hobinya main layang-layang dan berenang di sungai! Karena itu, kulitnya jauh dari kesan mulus dan bahkan rambutnya pun memerah. Ibunda Martha muda sering menegur dirinya agar berpenampilan layaknya seorang perempuan.
Masa remajanya, Martha mengambil kuliah jurusan sejarah di IKIP Negeri Jakarta. Sejak lulus tahun 1962, ia kemudian mengajar sejarah. Profesinya sebagai guru membuat dirinya makin sering diperingatkan sang bunda untuk berpenampilan lebih layak di depan murid-murid. Akhirnya, ia lantas dipaksa untuk ikut les kecantikan. Konon, diantar sang ibu ia belajar tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Rupanya, di sinilah jiwa perempuan Martha terpanggil. Entah siapa yang memengaruhi, atau entah itu merupakan panggilan hati, Martha mulai jatuh cinta dengan dunia kecantikan.
Maka, saat sebuah kesempatan menghampirinya, Martha pun menyempatkan diri belajar kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Saat itu, ia mengikuti tugas belajar suaminya ke Amerika. Dari hasil pendidikannya, ia kemudian membuka praktik salon. Ia terjun ke lapangan sendirian untuk mempromosikan usahanya. Mulai dari masuk kampus-kampus, hingga mendatangi ibu-ibu yang ikut suami tugas di sana. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, "Avon Calling!"
Dari sini, jiwa wirausahanya terus bergolak. Maka, sekembalinya ke Indonesia, ia pun memutuskan membuka salon. Karena belum mempunyai rumah sendiri, garasi rumah orangtuanya jadi laboratorium usaha yang ia beri nama "Martha Salon". Di sebuah ruangan berukuran 6x4 meter daerah Menteng Jakarta itu, tepat pada tanggal 3 Januari 1970, menjadi hari bersejarah penentu arah hidup Martha Tilaar. Di sana, ia mulai membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam dengan nama Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan "Sarinya Wong Ayu".
Dari garasi itulah, perjalanan bisnis Martha Tilaar teruji dengan berbagai hal. Meski produknya mulai diterima oleh banyak orang, ia sempat ditolak saat hendak menyewa beberapa mal dan plaza terkemuka di Jakarta. Produknya dianggap tidak memiliki image berkelas.
Martha Tilaar lantas menjawab tantangan tersebut dengan mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar pada kisaran Mei 1995. Tepatnya di daerah Kuningan Jakarta Selatan, ia membuat gerai jamu dan kosmetika Sariayu. Berkat perjuangannya, gerai tersebut mampu berkembang dan bahkan punya cabang di kota-kota besar lain di Indonesia. Usaha yang kini dinamai Martha Tilaar Group berkembang dengan sekitar 11 anak perusahaan dan mampu mempekerjakan setidaknya 6000-an orang.
Kini, dengan kesuksesannya, ia mendirikan Yayasan Martha Tilaar untuk mendidik kaum perempuan tentang kecantikan. Yayasan ini bertujuan mendidik kaum perempuan agar mempunyai keterampilan tentang kecantikan hingga bisa jadi modal saat terjadi krisis seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kisah perjuangan Martha Tilaar dari nol hingga menjadi sukses luar biasa patut diteladani oleh siapa saja. Kekuatan tekad untuk mendobrak tantangan yang ada adalah inspirasi bahwa siapapun yang mau berusaha dan berjuang, pasti akan menemukan jalan keberhasilan.
Howard Schultz, Kisah Secangkir Kopi yang Mendunia
Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan-bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara? Menyerah? Atau malah makin bergairah? Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda.
Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks. "Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau? Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi," itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.
Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori Jones Yang- Pour Your Heart Into It; Bagaimana Starbucks Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir-Howard menceritakan bagaimana ia merintis "cangkir demi cangkir" dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.
Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas. Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks.
Suatu ketika, Howard Schultz datang dengan ide cemerlang. Ia mendesak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang terjerumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan.
Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.
Tekad itu terwujud--dan bahkan--dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya. Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawan dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.
Kini, dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.
Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalam mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan "memanusiakan" semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.
Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks. "Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau? Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi," itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.
Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori Jones Yang- Pour Your Heart Into It; Bagaimana Starbucks Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir-Howard menceritakan bagaimana ia merintis "cangkir demi cangkir" dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.
Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas. Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks.
Suatu ketika, Howard Schultz datang dengan ide cemerlang. Ia mendesak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang terjerumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan.
Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.
Tekad itu terwujud--dan bahkan--dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya. Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawan dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.
Kini, dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.
Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalam mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan "memanusiakan" semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.
Langganan:
Postingan (Atom)